MAKALAH FILSAFAT
PENDIDIKAN ISLAM Tentang ILMU
PENGETAHUAN DAN PENGEMBANGANNYA DALAM PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
Oleh : Witry Yulia
STAI-YDI
LUBUK SIKAPING
KATA
PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji
hanya bagi Allah seru sekian alam. Shalawat dan salam semoga tetap dicurahkan
kepada Rasulullah Rahmat bagi alam semesta, para sahabat, keluarga dan umatnya.
Makalah ini berjudul Ilmu
pengetahuan dan Pengembangannya dalam Perspektif Filsafat Pendidikan Islam. Di
dalamnya disajikan dari bab I sampai bab III. Bab I yaitu pendahuluan di
dalamnya latar belakang, mengambarkan secara umum makalah ini dan tujuan adalah
menjelaskan keinginan yang akan dicapai dalam penulisan makalah ini. Untuk Bab
II yaitu membahas tentang Ilmu pengetahuan dan Pengembangannya dalam Perspektif
Filsafat Pendidikan Islam secara detail, untuk kesimpulan pada makalah ini
disajikan pada Bab III yaitu menyimpulkan isi dari makalah ini dan menjawab
tujuan.
Makalah tentang Ilmu
pengetahuan dan Pengembangannya dalam Perspektif Filsafat Pendidikan Islam ini
semoga bermamfaat, terutama bagi penulis dan pembaca pada umumnya.
Lubuk
Sikaping, 07 Oktober 2012
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Ilmu merupakan petunjuk
bagi manusia untuk mengelolah untuk menguasai jagad raya ini. Persoalan apa sebenarnya ilmu pengetahuan
(ontologi) telah menjadi perdebatan antara kaum materialis dan kaum idealis.
Kaum materialis hanya mengenal ilmu pengetahuan yang bersifat empiris.
Sedangkan menurut kaum idealis, termasuk islam, ilmu pengetahuan bukan hanya
diperoleh dengan perantara akal dan indera yang bersifat empiris saja, tetapi
ada pengetahuan yang bersifat immateri, yaitu ilmu pengetahuan yang berasal
dari Allah sebagai Khaliq (pencipta) pengetahuan tersebut.
Al-Qur’an
di samping mengandung petunjuk-petunjuk dan tuntunan-tuntunan yang bersifat
ubudiyah dan akhlaqiyah (moral), juga mengandung petunjuk-petunjuk yang dapat
dipedomani manusia untuk mengolah dan menyelidiki alam semesta.
Intuisi
disebut juga makrifah yaitu pengetahuan yang datang dari Tuhan melalui
pencerahan dan penyinaran. Istilah ini
sering disebut iluminasi. Dalam islam makrifah diperoleh lewat perenungan dan
penyinaran dari tuhan.
Adapun
fungsi ilmu pengetahuan secara umum adalah:
1.
Untuk berubudiyah kepada Allah.
2.
Untuk dapat membedakan antara hak dan
yang bathil, yang salah dan yang benar.
3.
Sebagai modal untuk mencapai kebenaran
dan kebahagian hidup di dunia dan akhirat.
Dalam teks-teks Islam Qur'an dan Sunnah-
dijelaskan tentang sumber dan alat pengetahuan: yaitu Indra, akal dan Hati. Sasaran pendidikan adalah manusia sehingga dengan
sendirinya pengembangan dimensi hakikat manusia menjadi tugas pendidikan.
B.
Tujuan
Untuk
mengetahui definisi lmu pengetahuan dan
pengembangannya dalam perspektif filsafat pendidikan islam
BAB II
ILMU
PENGETAHUAN DAN PENGEMBANGANNYA DALAM PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
A. PENGERTIAN
ILMU PENGETAHUAN
Ilmu merupakan petunjuk
bagi manysia untuk mengelolah untuk menguasai jagad raya ini. Menurut Ramayulis Ilmu dari segi bahasa
bearti jelas. Jadi ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang jelas tentang
sesuatu. Selain itu menurut Gaston Bachelerd Ilmu pengetahuan adalah suatu
produk pemikiran manusia yang sekaligus menyesuaikan antara hukum-hukum
pemikiran dengan dunia luar.
Persoalan
apa sebenarnya ilmu pengetahuan (ontologi) telah menjadi perdebatan antara kaum
materialis dan kaum idealis. Kaum materialis hanya mengenal ilmu pengetahuan
yang bersifat empiris, dengan pengetian bahwa ilmu pengetahuan hanya diperoleh
dengan mengunakan akal atau indera yang bersifat yang bersifat empiris dan
terdapat di alam materi yang ada di dunia ini.Sedangkan menurut kaum idealis,
termasuk islam, ilmu pengetahuan bukan hanya diperoleh dengan perantara akal
dan indera yang bersifat empiris saja, tetapi ada pengetahuan yang bersifat
immateri, yaitu ilmu pengetahuan yang berasal dari Allah sebagai Khaliq
(pencipta) pengetahuan tersebut.
B. SUMBER
ILMU PENGETAHUAN
Menurut
Ramayulis dkk dalam buku filsafat pendidikan islam, sumber utama ilmu
pengetahuan dalam islam adalah Al-Qur’an. Al-Qur’an adalah kebenaran yang
lansung disampaikan Tuhan kepada salah seorang hamba-Nya, yang dipilih-Nya,
ayang disebut Rasul atau Nabi.
Al-Qur’an
di samping mengandung petunjuk-petunjuk dan tuntunan-tuntunan yang bersifat
ubudiyah dan akhlaqiyah (moral), juga mengandung petunjuk-petunjuk yang dapat
dipedomani manusia untuk mengolah dan menyelidiki alam semesta, atau untuk
mengerti gejala-gejala dan hakekat hidup yang dihadapidari masa ke masa.
Sebagaimana firman Allah dalm surat Al-An’am ayat 38:
Artinya : dan Tiadalah binatang-binatang yang ada di
bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat
(juga) seperti kamu. Tiadalah Kami alpakan sesuatupun dalam Al-Kitab, kemudian
kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan.
Ayat
di atas, memberikan informasi kepada kita bahwa di dalam Al-Qur’an terdapat
prinsip-prinsip dasar tentang berbagai aspek kehidupan dunia dan kehidupan
akhirat. Oleh karena itu manusia berkewajiban untuk mencari dan mengali dari
prinsip-prinsip dasar dalam Al-Qur’an dengan mengukan kemampuan-kemampuan
ijtihad dan daya analisa yang terdapatdalam diri manusia. Dengan demikian
Al-Qur’an sebagai wahyu Allah terakhir di dunia ini merupakan sumber yang tidak
kering-keringnya untuk mengembangkan berbagai bidang kehidupan manusia itu
sendiri. Al-Qur’an merupakan ayat Allah beriringan dan berdampingan dengan
sunnatullah yang menjadi dasar pergerakan dan perjalanan alam ini.
Sedangkan
Bakhtiar A membagi sumber ilmu pengetahuan yaitu empirisisme, rasionalisme,
iluminasionisme/intuisionisme. Menurut empirisisme, pengetahuan diperoleh
dengan perantara pancaindra. Pancaindra mendapatkan kesan-kesan dari apa yang
ada di alam nyata dan kesan-kesan itu berkumpul dalam diri manusia. Seorang
empirisisme berpendirian bahwa kita dapat memperoleh ilmu pengetahuan melalui
pengalaman.
Rasionalisme
berpendirian bahwa sumber ilmu pengetahuan terletak pada akal. Betul dalam hal
ini akal berhajat pada bantuan pancaindrauntuk memperoleh data dari alam nyata,
tetapi akallah yang menghubungkan data ini satu sama lain, sehingga terdapatlah
yang namanya ilmu pengetahuan.
Intuisi
disebut juga makrifah yaitu pengetahuan yang datang dari Tuhan melalui
pencerahan dan penyinaran. Istilah ini
sering disebut iluminasi. Dalam islam makrifah diperoleh lewat perenungan dan
penyinaran dari tuhan.
Adapun
fungsi ilmu pengetahuan secara umum adalah:
1.
Untuk berubudiyah kepada Allah.
2.
Untuk dapat membedakan antara hak dan
yang bathil, yang salah dan yang benar.
3.
Sebagai modal untuk mencapai kebenaran
dan kebahagian hidup di dunia dan akhirat.
Sebagaimana
Rasulullah bersabda:“ siapa yang
bermaksud untuk urusan dunia maka harus dengan ilmu, siapa yang bermaksud untuk
keduanya harus dengan ilmu”.(HR. Muslim).
Dalam teks-teks Islam Qur'an dan Sunnah dijelaskan
tentang sumber dan alat pengetahuan:
1.
Indra dan akal
Allah SWT. berfirman, "Dan Allah yang telah mengeluarkan kalian
dari perut ibu kalian, sementara kalian tidak mengetahui sesuatu pun, dan
(lalu) Ia meciptakan untuk kalian pendengaran, penglihatan dan hati ( atau
akal) agar kalian bersyukur ". (QS. al-Nahl: 78).
Islam tidak hanya menyebutkan pemberian Allah kepada manusia berupa indra,
tetapi juga menganjurkan kita agar menggunakannya, misalnya dalam al-Qur'an
Allah SWT. berfirman, "Katakanlah, lihatlah segala yang ada di
langit-langit dan di bumi." (QS. Yunus: 101).
2.
Hati
Allah swt. berfirman "Wahai orang-orang yang beriman bertakwalah
kepada Allah, niscaya Ia akan memberikan kepada kalian furqon." (QS.
al-Anfal: 29)
Maksud ayat ini adalah bahwa Allah swt. akan memberikan cahaya yang
dengannya mereka dapat membedakan antara yang haq dengan yang batil. Atau ayat
lain yang berbunyi, "Dan bertakwalah kepada Allah maka Ia akan
mengajari kalian. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." (QS.
al-Baqarah: 282).
C. JENIS-JENIS
ILMU PENGETAHUAN
Menurut Burhanuddin Salam, mengemukakan bahwa jenis-jenis ilmu pengetahuan
yang dimiliki manusia ada empat, yaitu:
1.
Pengetahuan biasa, yaitu pengetahuan yang dalam filsafat dikatakan istilah
common sense, dan sering diartikan dengan good sense, karena seseorang memiliki
sesuatu di mana ia menerima secara baik. Semua orang menyebutnya sesuatu itu
merah karena memang itu merah, benda itu panas karena memang dirasakan panas
dan sebagainya.
Dengan common sense, semua orang sampai pada kenyakinan secara umum
tentang sesuatu, di mana mereka akan berpendapat sama semuanya. Common sense
(arti keadaan yang biasa) diperoleh dari pengalaman sehari-hari, seperti air
dapat dipakai untuk menyiram bunga, makanan dapat memuaskan rasa lapar.
2.
Pengetahuan ilmu, yaitu ilmu sebagai terjemahan dari science. Dalam
pengertian yang sempit science diartikan untuk menunjukkan ilmu pengetahuan
alam, yang sifatnya kuantitatif dan obyektif.
3.
Pengetahuan filsafat, yakni pengetahuan yang diperoleh dari pemikiran
yang bersifat kontemplatif dan spekulatif. Pengetahuan filsafat lebih
menekankan pada universalitas dan kedalaman kajian tentang sesuatu. Kalau ilmu
hanya pada satu bidang pengetahuan yang sempit dan rigid, filsafat membahas hal
yang lebih luas dan mendalam. Filsafat biasanya memberikan pengetahuan yang
reflektif dan kritis, sehingga ilmu yang tadinya kaku dan cenderung tertutup
menjadi longgar kembali.
4. Pengetahuan Agama,
yakni pengetahuan yang hanya diperoleh dari Tuhan lewat para utusan-Nya.
Pengetahuan Agama bersifat mutlak dan wajib diyakini oleh para pemeluk Agama.
Pengetahuan mengandung beberapa hal yang pokok, yaitu ajaran tentang cara
berhubungan dengan Tuhan, yang sering juga disebut dengan hubungan vertikal dan
cara berhubungan dengan sesama manusia, yang sering juga disebut dengan
hubungan horizontal. Pengetahuan Agama yang lebih penting di samping informasi
tentang Tuhan, juga informasi tentang Hari Akhir. Iman pada Hari Akhir
merupakan ajaran pokok Agama sekaligus merupakan ajaran yang membuat manusia
optimis akan masa depannya. Menurut para pengamat, Agama masih bertahan sampai
sekarang karena adanya doktrin tentang hidup setelah mati karenanya masih
dibutuhkan.
D. USAHA
PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN
Sasaran pendidikan adalah manusia sehingga dengan sendirinya pengembangan
dimensi hakikat manusia menjadi tugas pendidikan.
Manusia lahir telah dikaruniai dimensi hakikat manusia tetapi masih dalam
wujud potensi, belum teraktualisasi menjadi wujud kenyataan atau aktualisasi.
Dari kondisi ‘potensi’ menjadi wujud aktualisasi terdapat rentangan proses yang
mengundang pendidikan untuk berperan dalam memberikan jasanya.
Dengan memperhatikan motivasi Al-Qur’an untuk menunut ilmu, cara-cara
mendapatkan ilmu dalam islam, dan Al-Qur’an sebagai sumber ilmu pengetahuan,
maka lembaga pendidikan islam harus selalu mengali ilmu pengetahuan. Di dalam
pengembangan ilmu pengetahuan lembaga pendidikan islam harus mengali ilmu
pengetahuan dari sumbernya berupa ayat Quraniyah dan Kauniyah.
Lembaga pendidkan islam harus selalu menanamkan terhadap peserta didik,
bahwa usaha untuk mempelajari, mengali dan mengaplikasikan ilmu yang
diperolehnya itu dalam rangka pengabdian kepada Allah SWT sebagai Khaliq
(pencipta) ilmu pengetahuan.
BAB
III
KESIMPULAN
Ilmu
merupakan petunjuk bagi manusia untuk mengelolah untuk menguasai jagad raya
ini. Kaum materialis hanya mengenal
ilmu pengetahuan yang bersifat empiris, sedangkan menurut kaum idealis,
termasuk islam, ilmu pengetahuan bukan hanya diperoleh dengan perantara akal
dan indera yang bersifat empiris saja, tetapi ada pengetahuan yang bersifat
immateri, yaitu ilmu pengetahuan yang berasal dari Allah sebagai Khaliq (pencipta)
pengetahuan tersebut.
Al-Qur’an sebagai wahyu Allah terakhir di dunia ini
merupakan sumber ilmu yang akan menyelamtkan manusia dari kehidupan dunia
maupun di akhirat. Adapun fungsi ilmu pengetahuan secara umum adalah: Untuk
berubudiyah kepada Allah, Untuk dapat membedakan antara hak dan yang bathil,
yang salah dan yang benar, Sebagai modal untuk mencapai kebenaran dan
kebahagian hidup di dunia dan akhirat.
Dalam teks-teks Islam Qur'an dan Sunnah dijelaskan tentang sumber
dan alat pengetahuan ; Indra, akal dan hati. Perkembangan zaman harus diikuti
perkembangan ilmu untuk memenuhi kehidupan manusia.
DAFTAR
PUSTAKA
Anwar, S., 2007, Filsafat Ilmu Al-Ghazali, CV. Pustaka Setia, Bandung.
Bakhtiar, A., 2007, Filsafat Agama,
PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta.
Khan, A, S.,2005, Filsafat Pendidikan, CV. Pustaka Setia, Bandung.
Mustansyir, R., Munir, M., 2001, Filsafat Ilmu, Pustaka Pelajar,
Yogyakarta.
Ramayulis., Nizar, S., 2009, Filsafat Pendidikan Islam, Kalam Mulia,
Jakarta.
Zainuddin, M. 2006. Filsafat Ilmu Perspektif pemikiran Islam.
Jakarta. Perpustakaan Nasional: katalog Dalam Terbitan
0 komentar:
Posting Komentar