BLOGGER TEMPLATES - TWITTER BACKGROUNDS »

Rabu, 18 September 2013

MAKALAH FILSAFAT UMUM Tentang FILSAFAT, LOGIKA DAN BAHASA SEBAGAI ALAT BERPIKIR FILSAFAT

MAKALAH FILSAFAT UMUM Tentang FILSAFAT, LOGIKA DAN BAHASA SEBAGAI ALAT BERPIKIR FILSAFAT


Disusun oleh : Witry Yulia

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI-YDI)
LUBUK SIKAPING
2011


KATA PENGANTAR
           
Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah seru sekian alam. Shalawat dan salam semoga tetap dicurahkan kepada Rasulullah Rahmat bagi alam semesta, para sahabat, keluarga dan umatnya.
Makalah ini berjudul filsafat dalam pendekatan keilmuan dan pemikiran humanisme, materialisme, emperisme, dan positivisme. Di dalamnya disajikan dari bab I sampai bab IV. Bab I yaitu pendahuluan di dalamnya latar belakang, mengambarkan secara umum makalah ini dan tujuan adalah menjelaskan keinginan yang akan dicapai dalam penulisan makalah ini. Untuk Bab II yaitu membahas tentang filsafat dalam pendekatan keilmuan dan pemikiran humanisme, materialisme, emperisme, dan positivisme secara detail, untuk kesimpulan pada makalah ini disajikan pada Bab III yaitu menyimpulkan isi dari makalah ini dan menjawab tujuan.
Makalah filsafat umum tentang filsafat dalam pendekatan keilmuan dan pemikiran humanisme, materialisme, emperisme, dan positivisme ini semoga bermamfaat, terutama bagi penulis dan pembaca pada umumnya.


Lubuk Sikaping, 28 Oktober  2012

 
       Penulis,



BAB I

PENDAHULUAN


1.      Latar Belakang
Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran tentang alam mencapai kebenarannya.
2.      Tujuan
a.       Mengetahui pengertian filsafat dan logika
b.      Mengetaui bahasa sebagai alat berpikir filsafat



BAB II
FILSAFAT, LOGIKA DAN BAHASA SEBAGAI ALAT BERFIKIR FILSAFAT

A.   Pengertian Filsafat
Kata filsafat berasal dari kata Yunani filosofia, yang berasal dai kata kerja filosofien yang bearti mencintai kebijaksanaan. Kata tersebut juga berasal dari kata Yunani philosophis yang bersal dari kata kerja philein yang bearti mencintai, atau philia yang bearti cinta, dan sopia bearti kearifan. Dari kata tersebut lahirlah kata Inggris philosophy yang biasanya di terjemahkan sebagai “ cinta kearifan”. [1]
Filsafat adalah pengetahuan yang berusaha untuk mencari nilai-nilai hakikat kebenarannya. Sedangkan menurut pendapat Plato,[2] filsafat adalah pengetahuan yang berminat mencapai pengetahuan kebenaran yang asli. Menurut Aristoteles,[3] filsafat adalah pengetahuan yang meliputi kebenaran yang tergabung di dalamnya metafisika, logika, retorika, ekonomi, politik dan estetika. Rene Descartes[4] menerangkan pengertian filsafat yaitu filsafat merupakan kumpulan segala pengetahuan, di mana tuhan, alam dan manusia menjadi pokok penyelidikannya.  
            Dari berbagai pendapat di atas, pengertian filsafat berbeda para ahli untuk mendefenisikannya, hal ini disebabkan pengertian filsafat itu berbeda tokohnya. Selain itu pengertian filsafat berkembang dari masa ke masa. Filsafat itu telah dipakai menunjuk bermacam-macam objek yang sesungguhnya berbeda.
            Perbedaan definisi itu menurut Abu Bakar Atjeh (1970:9) disebabkan oleh berbedanya konotasi filsafat pada tokoh-tokoh itu karena perbedaan keyakinan hidup yang dianut mereka. Perbedaan itu juga dapat muncul karena perkembangan filsafat itu sendiri yang menyebabkan beberapa pengetahuan khusus memisahkan diri dari filsafat. Sampai di sini dapat diambil kesimpulan bahwa perbedaan defenisi filsafat antara satu tokoh dengan tokoh lainnya disebabkan oleh perbedaan konotasi filsafat pada mereka masing-masing.[5]   
            Jadi filsafat adalah pengetahuan yang berusaha untuk mencari nilai-nilai hakikat kebenarannya dimana alam dan isinya menjadi pokok penyelidikannya.

B.     Pengertian Logika
Logika berasal dari bahasa Yunani  dari kata sifat, logike yang berhubungan kata benda logos yang bearti perkataan atau kata sebagai manifestasi dari pikiran manusia. Dengan demikian terdapatlah suatu jalinan yang kuat antara pikiran dan kata yang dimanifestasikan dalam bahasa. Secara etimolgi dapatlah diartikan bahwa logika itu adalah ilmu yang mempelajari pikiran yang dinyatakan dalam bahasa.[6]
            Logika adalah ilmu pengetahuan dan pengetahuan untuk berpikir lurus (tepat)[7]. Selain itu logika dapat diartikan bidang pengetahuan yang mempelajari segenap asas, aturan, dan tata cara penalaran yang betul (correct reasoning)[8]. Jadi logika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari pikiran untuk berpikir lurus yang dinyatakan dalam bahasa dan tata cara penalaran yang betul.
Dengan menerapkan hukum-hukum pemikiran yang lurus, tepat dan sehat kita dimasukan ke dalam lapangan logika  sebagai suatu kecakapan. Hal ini dinyatakan bahwa logika bukanlah teori belaka, logika juga merupakan suatu keterampilan untuk menerapkan hukum-hukum pemikiran dalam pratek. Inilah sebabnya mengapa logika disebut filsafat yang praktis.[9]  
Sebagai salah satu cabang filsafat, maka logika dapat dibagi menjadi [10]:
1.      Logika dalam sempit ialah digunakan sama arti sempit istilah termasud searti dengan logika deduktif atau logika formal. Adapun yang dimaksud dengan logika deduktif adalah logika yang mempelajari asaa-asas penalaran yang bersifat deduktif, yakni suatu penalaran yang menurunkan suatu kesimpulan sebagai kemestian dari pangakal pikiran, sehingga bersifat betul hanya berdsarkan bentuknya. Logika formal mempelajari asaa-asas, aturan-aturan atau hokum-hukum yang harus ditaati, agar dapat berpikir dengan benar sehingga dapat memperoleh kebenaran. Logika formal dinamakan orang juga logika minor sedangkan apa yang sekarang disebut logika formal ialah ilmu yang mengandung kumpulan kaidah-kaidah cara berpikir untuk mencapai kebenaran.
2.      Logika dalam arti luas ialah mencakup perbincangan yang sistematis mengenai pencapai kesimpulan-kesimpulan dari berbagai bukti dan tentang bagaimana sistem-sistem penjelasan disusun dalam ilmu alam termasuk didalamnya pembahasan tentang logika itu sendiri.
3.      Logika Induktif  adalah logika yang mempelajari asas-asas penalaran yang benar yang berawal dari hal khusus sampai pada suatu kesimpulan umum yang bersifat boleh jadi atau kemungkinan.
4.      Logika material mempelajari lansung pekerjaan akal, serta menilai hasil-hasil logika formal dan mengujinya dengan kenyataan-kenyataan praktis yang sesungguhnya.
5.      Logika murni yang merupakan pengetahuan yang mengenai asas-asas dan aturan-aturan logika yang, berlaku umumpada semua segi dan bagian dari pernyataan-pernyataan dengan tanpa mempersoalkan arti khusus dalam suatu cabang ilmu dari istilah yang di pakai dalam pernyataan-pernyataan yang dimaksud.
6.      Logika terapan adalah pengetahuan logika yang diterapkan dalam setiap cabang ilmu, bidang-bidang filsafat dan juga dalam pembicaraan yang mempergunakan bahasa sehari-sehari.
7.      Logika filsafati dapat dipandang sebagai suatu ragam atau bagian logika yang berkaitan dengan pembahasan-pembahasan dalam bidang filsafat.
8.      Logika matematik merupakan suatu bentuk logika yang mengkaji penalaran yang benar dan mengunakan metode-metode matematik sserta bentuk lambang-lambang yang khusus dan cermat untuk menghindari makna ganda atau kekaburan yang terdapat dalam bahasa biasa.



Di samping pembagian tersebut di atas, Alex Lanur Ofm berpendapat bahwa : logika dapat dibedakan atas dua macam. Namun keduanya tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Kedua macam logika itu adalah logika kodratiah dan logika ilmiah. [11]
1.      Logika kodratiah
Akal budi dapat bekerja menurut hokum-hukum logika dengan cara yang spontan. Tetapi dalam hal-hal yang sulit baik akal budinya maupun seluruh diri manusia dapat dan nyatanya dipengaruhi oleh keinginan-keinginan dan kecendrungan-kecendrungan yang subjektif. Selaian itu baik manusia sendiri maupun perkembangan pengetahuannya sangat terbatas.

Hal-hal ini menyebabkan bahwa kesesatan tidak dapat dihindari. Namun dalam diri manusia sendiri juga terasa adanya kebutuhab untuk menghindari kesesatan itu. Untuk menghindari kesesatan itu diperlukan suatu ilmu yang khusus yang merumuskan asas-asas yang harus ditepati dalam setiap pemikiran.

2.      Logika ilmiah
Logika ini membantu logika kodratiah. Logika ilmiah memperhalus dan mempertajam pikiran serta akal budi. Berkat pertolongan logika ini dapatlah akal budi bekerja dengan lebih tepat, lebih teliti, lebih mudah dan lebih aman. Dengan demikian kesesatan juga dapat dihindari atau paling tidak dikurangi.

Selain itu  menurut Ahmad Tafsir logika terbagi dua[12] :
1.      Logika formal adalah yang biasanya diebut logika saja adalah logika yang memberikan norma berpikir benar dari degi bentuk (form) berpikir.
2.      Logika material adalah kesimpulan yang tepat diperoleh bila bentuk pikirannya benar. Kesimpulan yang benar berasal dari penyelidikan atas kesimpulan itu . Jadi ketepatan dibicaran oleh logika formal, kebenaran dibicarakan oleh logika material.
 
C.    Bahasa Sebagai Alat Berfikir Filsafat
1.      Bahasa
Adalah alat atau media berkomunikasi untuk menyampaikan sesuatu  dengan mengunakan suara, gambaran, isarat, symbol, tulisan dan lain-lain.
2.      Alat Berfikir.


[1]  Asmoro achmadi, Filsafat Umum, hal : 1
[2]  Drs. Sodarsono, S. H. M. Si, Ilmu Filsafat Suatu Pengantar, hal : 11
[3]  PROF. DR. Ahmad Tafsir, Filsafat Umum Akal dan Hati Sejak Thales Sampai Capra, hal : 10
[4]  Asmoro achmadi, Filsafat Umum, hal : 3
[5] PROF. DR. Ahmad Tafsir, Filsafat Umum Akal dan Hati Sejak Thales Sampai Capra, hal : 11
[6] Drs. Burhanuddin Salam, Logika Formal, hal : 1
[7] Drs. Sudarsono, S.H, M.Si, Ilmu Filsafat suatu pengantar, hal : 163
[8] Asmoro Achmadi, Filsafat Umum, hal: 15
[9] Alex Lanur Ofm, Logika, hal: 7
[10] Drs. Sudarsono, S.H, M.Si, Ilmu Filsafat suatu pengantar, hal : 167
[11] Drs. Sudarsono, S.H, M.Si, Ilmu Filsafat suatu pengantar, hal : 169
[12] PROF. DR. Ahmad Tafsir, Filsafat Umum Akal dan Hati Sejak Thales Sampai Capra, hal : 33

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Mantap kali makalahnya ya