MAKALAH FILSAFAT UMUM Tentang FILSAFAT, LOGIKA DAN BAHASA SEBAGAI ALAT BERPIKIR FILSAFAT
Disusun oleh : Witry Yulia
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM
FAKULTAS TARBIAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA
ISLAM (STAI-YDI)
LUBUK SIKAPING
2011
Alhamdulillah, segala puji hanya bagi
Allah seru sekian alam. Shalawat dan salam semoga tetap dicurahkan kepada
Rasulullah Rahmat bagi alam semesta, para sahabat, keluarga dan umatnya.
Makalah ini berjudul filsafat
dalam pendekatan keilmuan dan pemikiran humanisme, materialisme, emperisme, dan
positivisme. Di dalamnya disajikan dari bab I sampai bab IV. Bab I
yaitu pendahuluan di dalamnya latar belakang, mengambarkan secara umum makalah
ini dan tujuan adalah menjelaskan keinginan yang akan dicapai dalam penulisan
makalah ini. Untuk Bab II yaitu membahas tentang filsafat dalam
pendekatan keilmuan dan pemikiran humanisme, materialisme, emperisme, dan
positivisme secara detail, untuk kesimpulan pada makalah ini
disajikan pada Bab III yaitu menyimpulkan isi
dari makalah ini dan menjawab tujuan.
Makalah filsafat umum
tentang filsafat dalam pendekatan keilmuan dan
pemikiran humanisme, materialisme, emperisme, dan positivisme ini
semoga bermamfaat, terutama bagi penulis dan pembaca pada umumnya.
Lubuk Sikaping, 28 Oktober 2012
Penulis,
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang
meliputi kebenaran tentang alam mencapai kebenarannya.
2.
Tujuan
a.
Mengetahui pengertian filsafat dan
logika
b.
Mengetaui bahasa sebagai alat berpikir
filsafat
BAB II
FILSAFAT, LOGIKA DAN
BAHASA SEBAGAI ALAT BERFIKIR FILSAFAT
A.
Pengertian Filsafat
Kata filsafat berasal
dari kata Yunani filosofia, yang berasal dai kata kerja filosofien yang bearti
mencintai kebijaksanaan. Kata tersebut juga berasal dari kata Yunani philosophis
yang bersal dari kata kerja philein yang bearti mencintai, atau philia yang
bearti cinta, dan sopia bearti kearifan. Dari kata tersebut lahirlah kata
Inggris philosophy yang biasanya di terjemahkan sebagai “ cinta kearifan”. [1]
Filsafat adalah pengetahuan
yang berusaha untuk mencari nilai-nilai hakikat kebenarannya. Sedangkan menurut
pendapat Plato,[2]
filsafat adalah pengetahuan yang berminat mencapai pengetahuan kebenaran yang
asli. Menurut Aristoteles,[3] filsafat
adalah pengetahuan yang meliputi kebenaran yang tergabung di dalamnya
metafisika, logika, retorika, ekonomi, politik dan estetika. Rene Descartes[4]
menerangkan pengertian filsafat yaitu filsafat merupakan kumpulan segala
pengetahuan, di mana tuhan, alam dan manusia menjadi pokok penyelidikannya.
Dari berbagai pendapat di atas, pengertian filsafat
berbeda para ahli untuk mendefenisikannya, hal ini disebabkan pengertian
filsafat itu berbeda tokohnya. Selain itu pengertian filsafat berkembang dari
masa ke masa. Filsafat itu telah dipakai menunjuk bermacam-macam objek yang
sesungguhnya berbeda.
Perbedaan definisi itu menurut Abu Bakar Atjeh (1970:9)
disebabkan oleh berbedanya konotasi filsafat pada tokoh-tokoh itu karena
perbedaan keyakinan hidup yang dianut mereka. Perbedaan itu juga dapat muncul
karena perkembangan filsafat itu sendiri yang menyebabkan beberapa pengetahuan
khusus memisahkan diri dari filsafat. Sampai di sini dapat diambil kesimpulan
bahwa perbedaan defenisi filsafat antara satu tokoh dengan tokoh lainnya
disebabkan oleh perbedaan konotasi filsafat pada mereka masing-masing.[5]
Jadi filsafat adalah pengetahuan yang berusaha untuk
mencari nilai-nilai hakikat kebenarannya dimana alam dan isinya menjadi pokok
penyelidikannya.
B.
Pengertian Logika
Logika berasal dari
bahasa Yunani dari kata sifat, logike
yang berhubungan kata benda logos yang bearti perkataan atau kata sebagai
manifestasi dari pikiran manusia. Dengan demikian terdapatlah suatu jalinan
yang kuat antara pikiran dan kata yang dimanifestasikan dalam bahasa. Secara
etimolgi dapatlah diartikan bahwa logika itu adalah ilmu yang mempelajari
pikiran yang dinyatakan dalam bahasa.[6]
Logika adalah ilmu pengetahuan dan pengetahuan untuk
berpikir lurus (tepat)[7]. Selain
itu logika dapat diartikan bidang pengetahuan yang mempelajari segenap asas,
aturan, dan tata cara penalaran yang betul (correct reasoning)[8]. Jadi
logika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari pikiran untuk berpikir lurus
yang dinyatakan dalam bahasa dan tata cara penalaran yang betul.
Dengan menerapkan hukum-hukum
pemikiran yang lurus, tepat dan sehat kita dimasukan ke dalam lapangan
logika sebagai suatu kecakapan. Hal ini
dinyatakan bahwa logika bukanlah teori belaka, logika juga merupakan suatu
keterampilan untuk menerapkan hukum-hukum pemikiran dalam pratek. Inilah
sebabnya mengapa logika disebut filsafat yang praktis.[9]
Sebagai salah satu cabang
filsafat, maka logika dapat dibagi menjadi [10]:
1.
Logika dalam sempit ialah digunakan
sama arti sempit istilah termasud searti dengan logika deduktif atau logika
formal. Adapun yang dimaksud dengan logika deduktif adalah logika yang
mempelajari asaa-asas penalaran yang bersifat deduktif, yakni suatu penalaran
yang menurunkan suatu kesimpulan sebagai kemestian dari pangakal pikiran,
sehingga bersifat betul hanya berdsarkan bentuknya. Logika formal mempelajari
asaa-asas, aturan-aturan atau hokum-hukum yang harus ditaati, agar dapat
berpikir dengan benar sehingga dapat memperoleh kebenaran. Logika formal
dinamakan orang juga logika minor sedangkan apa yang sekarang disebut logika
formal ialah ilmu yang mengandung kumpulan kaidah-kaidah cara berpikir untuk
mencapai kebenaran.
2.
Logika dalam arti luas ialah mencakup
perbincangan yang sistematis mengenai pencapai kesimpulan-kesimpulan dari
berbagai bukti dan tentang bagaimana sistem-sistem penjelasan disusun dalam
ilmu alam termasuk didalamnya pembahasan tentang logika itu sendiri.
3.
Logika Induktif adalah logika yang mempelajari asas-asas
penalaran yang benar yang berawal dari hal khusus sampai pada suatu kesimpulan
umum yang bersifat boleh jadi atau kemungkinan.
4.
Logika material mempelajari lansung
pekerjaan akal, serta menilai hasil-hasil logika formal dan mengujinya dengan
kenyataan-kenyataan praktis yang sesungguhnya.
5.
Logika murni yang merupakan pengetahuan
yang mengenai asas-asas dan aturan-aturan logika yang, berlaku umumpada semua
segi dan bagian dari pernyataan-pernyataan dengan tanpa mempersoalkan arti
khusus dalam suatu cabang ilmu dari istilah yang di pakai dalam
pernyataan-pernyataan yang dimaksud.
6.
Logika terapan adalah pengetahuan
logika yang diterapkan dalam setiap cabang ilmu, bidang-bidang filsafat dan
juga dalam pembicaraan yang mempergunakan bahasa sehari-sehari.
7.
Logika filsafati dapat dipandang
sebagai suatu ragam atau bagian logika yang berkaitan dengan
pembahasan-pembahasan dalam bidang filsafat.
8.
Logika matematik merupakan suatu bentuk
logika yang mengkaji penalaran yang benar dan mengunakan metode-metode
matematik sserta bentuk lambang-lambang yang khusus dan cermat untuk
menghindari makna ganda atau kekaburan yang terdapat dalam bahasa biasa.
Di samping pembagian
tersebut di atas, Alex Lanur Ofm berpendapat bahwa : logika dapat dibedakan
atas dua macam. Namun keduanya tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Kedua
macam logika itu adalah logika kodratiah dan logika ilmiah. [11]
1.
Logika kodratiah
Akal budi dapat bekerja
menurut hokum-hukum logika dengan cara yang spontan. Tetapi dalam hal-hal yang
sulit baik akal budinya maupun seluruh diri manusia dapat dan nyatanya
dipengaruhi oleh keinginan-keinginan dan kecendrungan-kecendrungan yang
subjektif. Selaian itu baik manusia sendiri maupun perkembangan pengetahuannya
sangat terbatas.
Hal-hal ini menyebabkan
bahwa kesesatan tidak dapat dihindari. Namun dalam diri manusia sendiri juga
terasa adanya kebutuhab untuk menghindari kesesatan itu. Untuk menghindari
kesesatan itu diperlukan suatu ilmu yang khusus yang merumuskan asas-asas yang
harus ditepati dalam setiap pemikiran.
2.
Logika ilmiah
Logika ini membantu
logika kodratiah. Logika ilmiah memperhalus dan mempertajam pikiran serta akal
budi. Berkat pertolongan logika ini dapatlah akal budi bekerja dengan lebih
tepat, lebih teliti, lebih mudah dan lebih aman. Dengan demikian kesesatan juga
dapat dihindari atau paling tidak dikurangi.
Selain itu menurut Ahmad Tafsir logika terbagi dua[12] :
1.
Logika formal adalah yang biasanya
diebut logika saja adalah logika yang memberikan norma berpikir benar dari degi
bentuk (form) berpikir.
2.
Logika material adalah kesimpulan yang
tepat diperoleh bila bentuk pikirannya benar. Kesimpulan yang benar berasal
dari penyelidikan atas kesimpulan itu . Jadi ketepatan dibicaran oleh logika
formal, kebenaran dibicarakan oleh logika material.
C.
Bahasa Sebagai Alat
Berfikir Filsafat
1.
Bahasa
Adalah alat atau media berkomunikasi
untuk menyampaikan sesuatu dengan
mengunakan suara, gambaran, isarat, symbol, tulisan dan lain-lain.
2.
Alat Berfikir.
[1] Asmoro achmadi, Filsafat
Umum, hal : 1
[2] Drs. Sodarsono, S. H. M. Si,
Ilmu Filsafat Suatu Pengantar, hal : 11
[3] PROF. DR. Ahmad Tafsir,
Filsafat Umum Akal dan Hati Sejak Thales Sampai Capra, hal : 10
[4] Asmoro achmadi, Filsafat
Umum, hal : 3
[5] PROF. DR. Ahmad Tafsir, Filsafat Umum Akal dan Hati Sejak Thales
Sampai Capra, hal : 11
[6] Drs. Burhanuddin Salam, Logika Formal, hal : 1
[7] Drs. Sudarsono, S.H, M.Si, Ilmu Filsafat suatu pengantar, hal : 163
[8] Asmoro Achmadi, Filsafat Umum, hal: 15
[9] Alex Lanur Ofm, Logika, hal: 7
[10] Drs. Sudarsono, S.H, M.Si, Ilmu Filsafat suatu pengantar, hal : 167
[11] Drs. Sudarsono, S.H, M.Si, Ilmu Filsafat suatu pengantar, hal : 169
[12] PROF. DR. Ahmad Tafsir, Filsafat Umum Akal dan Hati Sejak Thales
Sampai Capra, hal : 33
1 komentar:
Mantap kali makalahnya ya
Posting Komentar