MAKALAH PENDIDIKAN
AKHLAK Tentang AKHLAK TERCELA
Disusun Oleh : Witry Yulia
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI-YDI)
KATA
PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji
hanya bagi Allah seru sekian alam. Shalawat dan salam semoga tetap dicurahkan
kepada Rasulullah Rahmat bagi alam semesta, para sahabat, keluarga dan umatnya.
Makalah Pendidikan Akhlak
ini berjudul tentang Akhlak Tercela. Di dalamnya disajikan dari bab I sampai
bab III. Bab I yaitu pendahuluan di dalamnya latar belakang, mengambarkan
secara umum makalah dan tujuan adalah menjelaskan keinginan yang akan dicapai
dalam penulisan makalah ini. Untuk Bab II yaitu membahas tentang Akhlak Tercela
secara detail, untuk kesimpulan pada makalah ini disajikan pada Bab III yaitu
menyimpulkan isi dari makalah ini.
Makalah tentang Pendidikan
Akhlak ini semoga bermamfaat, terutama bagi penulis dan pembaca pada umumnya.
Lubuk Sikaping, 09 Oktober 2012
Penulis,
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Dengki
adalah rasa tidak senang atas kenikmatan yang diperoleh orang lain dan
menginginkan nikmat yang ada pada orang lain itu hilang. Hasud atau Dengki
merupakan sikap bathin keadaan hati, atau rasa tidak senang, benci dan antipati
terhadap orang lain yang mendapatkan kesenangan, nikmat, memiliki kelebihan
darinya. Sikap ini sebaiknya kita hindari sebab dapat mendatangkan bencana yang
sangat dahsyat. Seseorang yang dengki terhadap orang lain akan merasa senang
jika orang lain mendapatkan kemalangan atau kesengsaraan.
Rasa dengki pada dasarnya timbul karena kecintaan kepada dunia. Setiap perbuatan buruk pasti berdampak negatif.
Adapun dampak perbuatan dengki antara lain bagi pelaku dan bagi orang lain.
Al-Faqih as-Samarqandi, seorang ulama yang bijak berkata, ""Lima
hukuman akan sampai kepada pendengki sebelum kedengkiannya sampai kepada
korbannya. Untuk itu perlu diketahui cara yang tepat untuk menghindari dengki
dan faedah-faedahnya.
B. Tujuan
1. Mengetahui
pengertian pengertian dari sifat tercela yaitu dengki
2. Mengetahui
dampak yang diakibatkan oleh pendengki
3. Mengetahui
cara menghindari sifat dengki
4. Mengetahui faedah dan manfaat bersihnya hati dari
sifat dengki.
BAB II
AKHLAK
TERCELA
A. PENGERTIAN
DENGKI
Dengki
adalah rasa tidak senang atas kenikmatan yang diperoleh orang lain dan
menginginkan nikmat yang ada pada orang lain itu hilang.
Menurut Imam Al-Ghazali,
dengki itu ada tiga macam: Pertama menginginkan agar kenikmatan orang lain itu
hilang dan digantikan kepadanya. Kedua, menginginkan agar kenikmatan orang lain
itu hilang sekalipun ia tidak dapat menggantikannya, baik kerana merasa mustahil
dirinya akan dapat menggantikannya atau memang kurang senang memperolehinya
atau sebab lain. Asal orang itu jatuh, ia gembira. Ini lebih jahat daripada
dengki yang pertama. Ketiga, tidak ingin kalau kenikmatan orang lain itu hilang
tetapi ia benci kalau orang itu mendapat kenikmatan lebih daripada kenikmatan
yang dimilikinya.
Hasud atau Dengki merupakan sikap bathin
keadaan hati, atau rasa tidak senang, benci dan antipati terhadap orang lain
yang mendapatkan kesenangan, nikmat, memiliki kelebihan darinya. Sikap ini
sebaiknya kita hindari sebab dapat mendatangkan bencana yang sangat dahsyat. Seseorang
yang dengki terhadap orang lain akan merasa senang jika orang lain mendapatkan
kemalangan atau kesengsaraan.
B. DALIL-DALIL
TENTANG SIFAT DENGKI
Firman Allah
1.
surat Ali-Imran ayat 120:
“jika kamu memperoleh kebaikan, niscaya mereka
bersedih hati, tetapi jika kamu mendapat bencana, mereka bergembira karenanya.
jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak
mendatangkan kemudharatan kepadamu. Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang
mereka kerjakan”.
2. surat
Al Falaq ayat 5
”Aku
berlindung dari kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki “.
Sifat dengki itu
mendatangkan kemurkaan Allah. Ia boleh membinasakan diri seseorang dan
amalannya. Sebagaimana Rasulullah bersabda: Takutlah kamu semua akan sifat
dengki sebab sesungguhnya dengki itu memakan segala kebaikan sebagaimana api
memakan kayu bakar. (H.R. Abu Daud)
Rasulullah saw bersabda
bahwa Allah SWT berfirman kepada Musa bin Imran (as): "Wahai putra
Imran, jangan sekali-kali kamu dengki pada manusia karena karunia yang Aku
berikan kepada mereka. Jangan memandang mereka dengan pandangan amarah pada
mereka. Jangan kamu ikuti prasangka dengki. Sesungguhnya orang yang dengki
berarti jengkel pada nikmat-Ku dan menggugat pembagian karunia-Ku yang Aku
tetapkan di antara hamba-hamba-Ku. Siapa yang demikian, Aku putuskan hubungan
dengannya dan dia telah memutuskan hubungan dengan-Ku." (Arba’ûna
hadîtsan: hadis ke 5, hlm 106)
C. CONTOH-CONTOH
SIFAT DENGKI
Kedengkian orang-orang kafir Quraisy kepada Nabi Muhammad Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam yang seorang anak yatim tapi kemudian dipilih Allah untuk
menerima wahyuNya. Kedengkian mereka itu dilukiskan Allah Ta’ala dalam
firmanNya, yang artinya: “Dan mereka berkata: Mengapa Al Qur’an ini tidak
diturunkan kepada seorang besar dari salah satu dua negeri (Makkah dan Thaif)
ini?” (QS. Az Zukhruf: 31) Maksudnya, orang-orang kafir Quraisy itu tidak
keberatan mengikuti Muhammad, andai saja beliau itu keturunan orang besar,
tidak dari anak yatim atau orang biasa.
D. DAMPAK
NEGATIF SIFAT DENGKI
Setiap
perbuatan buruk pasti berdampak negatif. Adapun dampak perbuatan dengki antara
lain sebagai berikut:
b. Bagi pelaku sendiri
1. Merusak pahala amal baik yang telah dilakukan
sebelumnya.
2. Menyiksa batinnya sendiri karenasemakin banyak orang
yang mendapatkan kesenangan semakin gusar hatinya.
3. Tercela dalam pandangan Allah maupun sesama manusia.
c. Bagi orang lain
Dengki yang dilakukan terhadap seseorang akan
menimbulkan kekecewaan. Hati yang kecewa sehinggamempengaruhi raut wajah, sehingga
hal itu akan mengganggu hubungan persaudaraan.
E. AKIBAT
SIFAT DENGKI
Al-Faqih as-Samarqandi,
seorang ulama yang bijak berkata, ""Lima hukuman akan sampai kepada
pendengki sebelum kedengkiannya sampai kepada korbannya:
1. Kesusahan yang tidak
kunjung berakhir.
2. Musibah yang dia tidak akan memperoleh ganjaran pahalanya.
3. Celaan dan aib yang tidak terpuji.
4. Kemurkaan Allah SWT.
5. Tertutup baginya pintu taufik (restu Allah).
2. Musibah yang dia tidak akan memperoleh ganjaran pahalanya.
3. Celaan dan aib yang tidak terpuji.
4. Kemurkaan Allah SWT.
5. Tertutup baginya pintu taufik (restu Allah).
F. SEBAB-SEBAB
SIFAT DENGKI
Rasa dengki pada dasarnya tidak timbul kecuali karena kecintaan
kepada dunia. Dan dengki biasanya banyak terjadi di antara orang-orang
terdekat; antar keluarga, antarteman sejawat, antar tetangga dan orang-orang
yang berde-katan lainnya. Sebab rasa dengki itu timbul karena saling berebut
pada satu tujuan. Dan itu tak akan terjadi pada orang-orang yang saling
berjauhan, karena pada keduanya tidak ada ikatan sama sekali.
Adapun orang yang mencintai akhirat, yang mencintai untuk mengetahui
Allah, malaikat-malaikat, nabi-nabi dan kerajaanNya di langit maupun di bumi
maka mereka tidak akan dengki kepada orang yang mengetahui hal yang sama.
Bahkan sebaliknya, mereka malah mencintai bahkan bergembira terhadap
orang-orang yang mengetahuiNya. Karena maksud mereka adalah mengetahui Allah
dan mendapatkan kedudukan yang tinggi di sisiNya. Dan karena itu, tidak ada
kedengkian di antara mereka.
Adapun sebab-sebab dengki antara lain:
1. Kecintaan kepada dunia yang mengakibatkan
dengki antar sesama disebabkan oleh banyak hal. Di antaranya karena permusuhan.
Ini adalah penyebab kedengkian yang paling parah. Ia tidak suka orang lain
menerima nikmat, karena dia adalah musuhnya. Diusahakanlah agar jangan ada
kebajikan pada orang tersebut. Bila musuhnya itu mendapat nikmat, hatinya
menjadi sakit karena bertentangan dengan tujuannya. Permusuhan itu tidak saja
terjadi antara orang yang sama kedudukannya, tetapi juga bisa terjadi antara
atasan dan bawahannya. Sehingga sang bawahan misalnya, selalu berusaha menggoyang
kekuasaan atasannya.
2. ta’azzuz (merasa paling mulia). Ia keberatan bila ada orang lain
melebihi dirinya. Ia takut apabila koleganya mendapatkan kekuasaan, pengetahuan
atau harta yang bisa mengungguli dirinya.
3. takabbur atau sombong. Ia memandang remeh
orang lain dan karena itu ia ingin agar dipatuhi dan diikuti perintahnya. Ia
takut apabila orang lain memperoleh nikmat, berbalik dan tidak mau tunduk
kepadanya. merasa ta’ajub dan heran terhadap kehebatan dirinya. Hal ini
sebagaimana yang biasa terjadi pada umat-umat terdahulu saat menerima dakwah
dari rasul Allah. Mereka heran manusia yang sama dengan dirinya, bahkan yang
lebih rendah kedudukan sosialnya, lalu menyandang pangkat kerasulan, karena itu
mereka mendengki-nya dan berusaha menghilangkan pangkat kenabian tersebut
sehingga mereka berkata: “Adakah Allah mengutus manusia sebagai rasul?”
(QS. Al-Mu’minun: 34). Allah Ta’ala menjawab keheranan mereka dengan
firmanNya, yang artinya: “Dan apakah kamu (tidak percaya) dan heran bahwa
datang kepada kamu peringatan dari Tuhanmu dengan perantaraan seorang laki-laki
dari golonganmu agar dia memberi peringatan kepadamu ?” (QS. Al A’raaf: 63)
4. takut mendapat saingan. Bila seseorang
menginginkan atau mencintai sesuatu maka ia khawatir kalau mendapat saingan
dari orang lain, sehingga tidak terkabullah apa yang ia inginkan. Karena itu
setiap kelebihan yang ada pada orang lain selalu ia tutup-tutupi. Bila tidak,
dan persaingan terjadi secara sportif, ia takut kalau dirinya tersaingi dan
kalah. Dalam hal ini bisa kita misalkan dengan apa yang terjadi antardua wanita
yang memperebutkan seorang calon suami, atau sebaliknya. Atau sesama murid di
hadapan gurunya, seorang alim dengan alim lainnya untuk mendapatkan pengikut
yang lebih banyak dari lainnya, dan sebagainya.
5. ambisi memimpin (hubbur riyasah).
Hubbur riyasah dengan hubbul jah (senang pangkat/kedudukan) adalah saling
berkaitan. Ia tidak menoleh kepada kelemahan dirinya, seakan-akan dirinya tak
ada tolok bandingnya. Jika ada orang di pojok dunia ingin menandingi-nya, tentu
itu menyakitkan hatinya, ia akan mendengkinya dan menginginkan lebih baik orang
itu mati saja, atau paling tidak hilang pengaruhnya.
6. kikir dalam hal kebaikan terhadap sesama hamba
Allah. Ia gembira jika disampaikan khabar pada-nya bahwa si fulan tidak
berhasil dalam usahanya. Sebaliknya ia merasa sedih jika diberitakan, si fulan
berhasil mencapai kesuksesan yang dicarinya. Orang sema-cam ini senang bila
orang lain terbelakang dari dirinya, seakan-akan orang lain itu mengambil dari
milik dan simpanannya. Ia ingin meskipun nikmat itu tidak jatuh padanya, agar
ia tidak jatuh pada orang lain. Ia tidak saja kikir dengan hartanya sendiri,
tetapi kikir dengan harta orang lain. Ia tidak rela Allah memberi nikmat kepada
orang lain. Dan inilah sebab kedengkian yang banyak terjadi.
G. CARA
MENGHINDARI DARI SIFAT DENGKI
a. Berlindung kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala dari
kejahatan orang yang hasad, dan membentengi diri dengan Allah Subhanahu Wa
Ta’ala
b. Bertakwa kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala dengan
menjalankan pereitahnya printah-Nya dan menjauhi larangan-Nya
c. Mengosongkan diri dari sibuk dan memikirkan orang
yang hasad kepda dirinya. Setiap kali terbetik di benak, ia menepisnya dan
memikirkan sesuatu yang lebih bermanfaat. Ia melihat bahwa diantara siksaan
batin yang besar adalah sibuk memikirkan musuh.
d. Bertaubat kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala dari
segala dosa
e. Yang paling berat adalah memadamkan api yang hasad
dan dzalim serta menyakitinya, dengan berbuat baik kepada nya.
H. FAEDAH
BERSIHNYA HATI DARI SIFAT DENGKI
a.
Dicintai oleh banyak orang
“Jangan kalian saling membenci, jangan kalian saling
hasad, dan jangan kalian saling membelakangi. Jadilah kalian hamba-hamba Allah
yang bersaudara”. (HR. Muslim)
b.
Mendapatkan surga dari Allah
Diriwayatkan dari anas bin malik radhiyallahu’anhu
dia berkata : “Dahulu kami duduk-duduk di sisi Nabi Shallallahu’alaihi wa
sallam, lalu beliau Nabi Shallallahu’alaihi wa sallam bersabda
“Sekarang akan muncul kepada kalian dari jalan ini,
seorang lelaki dari penghuni surga”.
BAB
III
KESIMPULAN
Dengki merupakan sikap bathin keadaan
hati. Dengki adalah rasa tidak senang atas
kenikmatan yang diperoleh orang lain dan menginginkan nikmat yang ada pada
orang lain itu hilang.
Dampak
perbuatan dengki bagi pelaku yang mendengki antara lain ; Kesusahan
yang tidak kunjung berakhir, menyiksa
batinnya sendiri, musibah yang dia tidak akan memperoleh ganjaran
pahalanya, celaan dan aib yang tidak terpuji dalam pandangan Allah maupun manusia, Kemurkaan Allah SWT, Tertutup
baginya pintu taufik (restu Allah), merusak
pahala amal baik yang telah dilakukan sebelumnya. Sedangkan Bagi orang lain
antara lain: akan menimbulkan kekecewaan, dan mengganggu hubungan persaudaraan.
Cara
menghindari dari sifat dengki antaralain berlindung kepada Allah, Bertakwa
kepada Allah dengan menjalankan pereitahnya printah-Nya dan menjauhi
larangan-Nya, mengosongkan diri dari sibuk dan memikirkan orang yang hasad kepada
dirinya, bertaubat, selalu berbuat baik.
Faedah
dan manfaat bersihnya hati dari sifat dengki antara lain dicintai oleh banyak
orang, terhindar dari sakit hati dan kesusahan yang berkepanjangan, terhindar
dari murka dan laknat Allah, Mendapatkan surga dari Allah.
DAFTAR
PUSTAKA
Thalib, M. Dosa besar. Penerbit : Gema Risalah Press.
Fatah. 2012. Aqidah Akhlak. Putra Nugraha. Surakarta. Jawa
Tengah.
Prabowo, S. 2011. Haram Bersifat Dengki Dan
Mencari-Cari Kesalahan Orang Lain. http://www.sugengprabowo.com/
Tausikal. 2011. Akibat Dengki Menuai Petaka Pada
Diri Sendiri. http://rumaysho.com/belajar-islam.html
0 komentar:
Posting Komentar