BLOGGER TEMPLATES - TWITTER BACKGROUNDS »

Kamis, 19 September 2013

MAKALAH PENDIDIKAN AKHLAK Tentang AKHLAK TERCELA



MAKALAH PENDIDIKAN AKHLAK Tentang AKHLAK TERCELA
Disusun Oleh : Witry Yulia
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI-YDI)
LUBUK SIKAPING


KATA PENGANTAR


Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah seru sekian alam. Shalawat dan salam semoga tetap dicurahkan kepada Rasulullah Rahmat bagi alam semesta, para sahabat, keluarga dan umatnya.
Makalah Pendidikan Akhlak ini berjudul tentang Akhlak Tercela. Di dalamnya disajikan dari bab I sampai bab III. Bab I yaitu pendahuluan di dalamnya latar belakang, mengambarkan secara umum makalah dan tujuan adalah menjelaskan keinginan yang akan dicapai dalam penulisan makalah ini. Untuk Bab II yaitu membahas tentang Akhlak Tercela secara detail, untuk kesimpulan pada makalah ini disajikan pada Bab III yaitu menyimpulkan isi dari makalah ini.
Makalah tentang Pendidikan Akhlak ini semoga bermamfaat, terutama bagi penulis dan pembaca pada umumnya.


Lubuk Sikaping, 09 Oktober 2012


  Penulis,






BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Dengki adalah rasa tidak senang atas kenikmatan yang diperoleh orang lain dan menginginkan nikmat yang ada pada orang lain itu hilang. Hasud atau Dengki merupakan sikap bathin keadaan hati, atau rasa tidak senang, benci dan antipati terhadap orang lain yang mendapatkan kesenangan, nikmat, memiliki kelebihan darinya. Sikap ini sebaiknya kita hindari sebab dapat mendatangkan bencana yang sangat dahsyat. Seseorang yang dengki terhadap orang lain akan merasa senang jika orang lain mendapatkan kemalangan atau kesengsaraan.
Rasa dengki pada dasarnya timbul karena kecintaan kepada dunia. Setiap perbuatan buruk pasti berdampak negatif. Adapun dampak perbuatan dengki antara lain bagi pelaku dan bagi orang lain. Al-Faqih as-Samarqandi, seorang ulama yang bijak berkata, ""Lima hukuman akan sampai kepada pendengki sebelum kedengkiannya sampai kepada korbannya. Untuk itu perlu diketahui cara yang tepat untuk menghindari dengki dan faedah-faedahnya.

B.     Tujuan
1.      Mengetahui pengertian pengertian dari sifat tercela yaitu dengki
2.      Mengetahui dampak yang diakibatkan oleh pendengki
3.      Mengetahui cara menghindari sifat dengki
4.     Mengetahui faedah dan manfaat bersihnya hati dari sifat dengki.
BAB II
AKHLAK TERCELA

A.      PENGERTIAN DENGKI
Dengki adalah rasa tidak senang atas kenikmatan yang diperoleh orang lain dan menginginkan nikmat yang ada pada orang lain itu hilang.
Menurut Imam Al-Ghazali, dengki itu ada tiga macam: Pertama menginginkan agar kenikmatan orang lain itu hilang dan digantikan kepadanya. Kedua, menginginkan agar kenikmatan orang lain itu hilang sekalipun ia tidak dapat menggantikannya, baik kerana merasa mustahil dirinya akan dapat menggantikannya atau memang kurang senang memperolehinya atau sebab lain. Asal orang itu jatuh, ia gembira. Ini lebih jahat daripada dengki yang pertama. Ketiga, tidak ingin kalau kenikmatan orang lain itu hilang tetapi ia benci kalau orang itu mendapat kenikmatan lebih daripada kenikmatan yang dimilikinya.
Hasud atau Dengki merupakan sikap bathin keadaan hati, atau rasa tidak senang, benci dan antipati terhadap orang lain yang mendapatkan kesenangan, nikmat, memiliki kelebihan darinya. Sikap ini sebaiknya kita hindari sebab dapat mendatangkan bencana yang sangat dahsyat. Seseorang yang dengki terhadap orang lain akan merasa senang jika orang lain mendapatkan kemalangan atau kesengsaraan.


B.       DALIL-DALIL TENTANG SIFAT DENGKI
Firman Allah
1.    surat Ali-Imran ayat 120:
 “jika kamu memperoleh kebaikan, niscaya mereka bersedih hati, tetapi jika kamu mendapat bencana, mereka bergembira karenanya. jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu. Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan”.

2.    surat Al Falaq ayat 5 
”Aku  berlindung  dari kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki “.
Sifat dengki itu mendatangkan kemurkaan Allah. Ia boleh membinasakan diri seseorang dan amalannya. Sebagaimana Rasulullah bersabda: Takutlah kamu semua akan sifat dengki sebab sesungguhnya dengki itu memakan segala kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar. (H.R. Abu Daud)
Rasulullah saw bersabda bahwa Allah SWT berfirman kepada Musa bin Imran (as): "Wahai putra Imran, jangan sekali-kali kamu dengki pada manusia karena karunia yang Aku berikan kepada mereka. Jangan memandang mereka dengan pandangan amarah pada mereka. Jangan kamu ikuti prasangka dengki. Sesungguhnya orang yang dengki berarti jengkel pada nikmat-Ku dan menggugat pembagian karunia-Ku yang Aku tetapkan di antara hamba-hamba-Ku. Siapa yang demikian, Aku putuskan hubungan dengannya dan dia telah memutuskan hubungan dengan-Ku." (Arba’ûna hadîtsan: hadis ke 5, hlm 106)

C.      CONTOH-CONTOH SIFAT DENGKI
Kedengkian orang-orang kafir Quraisy kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang seorang anak yatim tapi kemudian dipilih Allah untuk menerima wahyuNya. Kedengkian mereka itu dilukiskan Allah Ta’ala dalam firmanNya, yang artinya: “Dan mereka berkata: Mengapa Al Qur’an ini tidak diturunkan kepada seorang besar dari salah satu dua negeri (Makkah dan Thaif) ini?” (QS. Az Zukhruf: 31) Maksudnya, orang-orang kafir Quraisy itu tidak keberatan mengikuti Muhammad, andai saja beliau itu keturunan orang besar, tidak dari anak yatim atau orang biasa.

D.      DAMPAK NEGATIF SIFAT DENGKI
Setiap perbuatan buruk pasti berdampak negatif. Adapun dampak perbuatan dengki antara lain sebagai berikut:
b.    Bagi pelaku sendiri
1.    Merusak pahala amal baik yang telah dilakukan sebelumnya.
2.    Menyiksa batinnya sendiri karenasemakin banyak orang yang mendapatkan kesenangan semakin gusar hatinya.
3.    Tercela dalam pandangan Allah maupun sesama manusia.
c.    Bagi orang lain
Dengki yang dilakukan terhadap seseorang akan menimbulkan kekecewaan. Hati yang kecewa sehinggamempengaruhi raut wajah, sehingga hal itu akan mengganggu hubungan persaudaraan.

E.       AKIBAT SIFAT DENGKI
Al-Faqih as-Samarqandi, seorang ulama yang bijak berkata, ""Lima hukuman akan sampai kepada pendengki sebelum kedengkiannya sampai kepada korbannya:
1. Kesusahan yang tidak kunjung berakhir.
2. Musibah yang dia tidak akan memperoleh ganjaran pahalanya.
3. Celaan dan aib yang tidak terpuji.
4. Kemurkaan Allah SWT.
5. Tertutup baginya pintu taufik (restu Allah).

F.       SEBAB-SEBAB SIFAT DENGKI
Rasa dengki pada dasarnya tidak timbul kecuali karena kecintaan kepada dunia. Dan dengki biasanya banyak terjadi di antara orang-orang terdekat; antar keluarga, antarteman sejawat, antar tetangga dan orang-orang yang berde-katan lainnya. Sebab rasa dengki itu timbul karena saling berebut pada satu tujuan. Dan itu tak akan terjadi pada orang-orang yang saling berjauhan, karena pada keduanya tidak ada ikatan sama sekali.
Adapun orang yang mencintai akhirat, yang mencintai untuk mengetahui Allah, malaikat-malaikat, nabi-nabi dan kerajaanNya di langit maupun di bumi maka mereka tidak akan dengki kepada orang yang mengetahui hal yang sama. Bahkan sebaliknya, mereka malah mencintai bahkan bergembira terhadap orang-orang yang mengetahuiNya. Karena maksud mereka adalah mengetahui Allah dan mendapatkan kedudukan yang tinggi di sisiNya. Dan karena itu, tidak ada kedengkian di antara mereka.
Adapun sebab-sebab dengki antara lain:
1.    Kecintaan kepada dunia yang mengakibatkan dengki antar sesama disebabkan oleh banyak hal. Di antaranya karena permusuhan. Ini adalah penyebab kedengkian yang paling parah. Ia tidak suka orang lain menerima nikmat, karena dia adalah musuhnya. Diusahakanlah agar jangan ada kebajikan pada orang tersebut. Bila musuhnya itu mendapat nikmat, hatinya menjadi sakit karena bertentangan dengan tujuannya. Permusuhan itu tidak saja terjadi antara orang yang sama kedudukannya, tetapi juga bisa terjadi antara atasan dan bawahannya. Sehingga sang bawahan misalnya, selalu berusaha menggoyang kekuasaan atasannya.
2.    ta’azzuz (merasa paling mulia). Ia keberatan bila ada orang lain melebihi dirinya. Ia takut apabila koleganya mendapatkan kekuasaan, pengetahuan atau harta yang bisa mengungguli dirinya.
3.    takabbur atau sombong. Ia memandang remeh orang lain dan karena itu ia ingin agar dipatuhi dan diikuti perintahnya. Ia takut apabila orang lain memperoleh nikmat, berbalik dan tidak mau tunduk kepadanya. merasa ta’ajub dan heran terhadap kehebatan dirinya. Hal ini sebagaimana yang biasa terjadi pada umat-umat terdahulu saat menerima dakwah dari rasul Allah. Mereka heran manusia yang sama dengan dirinya, bahkan yang lebih rendah kedudukan sosialnya, lalu menyandang pangkat kerasulan, karena itu mereka mendengki-nya dan berusaha menghilangkan pangkat kenabian tersebut sehingga mereka berkata: “Adakah Allah mengutus manusia sebagai rasul?” (QS. Al-Mu’minun: 34). Allah Ta’ala menjawab keheranan mereka dengan firmanNya, yang artinya: “Dan apakah kamu (tidak percaya) dan heran bahwa datang kepada kamu peringatan dari Tuhanmu dengan perantaraan seorang laki-laki dari golonganmu agar dia memberi peringatan kepadamu ?” (QS. Al A’raaf: 63)
4.    takut mendapat saingan. Bila seseorang menginginkan atau mencintai sesuatu maka ia khawatir kalau mendapat saingan dari orang lain, sehingga tidak terkabullah apa yang ia inginkan. Karena itu setiap kelebihan yang ada pada orang lain selalu ia tutup-tutupi. Bila tidak, dan persaingan terjadi secara sportif, ia takut kalau dirinya tersaingi dan kalah. Dalam hal ini bisa kita misalkan dengan apa yang terjadi antardua wanita yang memperebutkan seorang calon suami, atau sebaliknya. Atau sesama murid di hadapan gurunya, seorang alim dengan alim lainnya untuk mendapatkan pengikut yang lebih banyak dari lainnya, dan sebagainya.
5.    ambisi memimpin (hubbur riyasah). Hubbur riyasah dengan hubbul jah (senang pangkat/kedudukan) adalah saling berkaitan. Ia tidak menoleh kepada kelemahan dirinya, seakan-akan dirinya tak ada tolok bandingnya. Jika ada orang di pojok dunia ingin menandingi-nya, tentu itu menyakitkan hatinya, ia akan mendengkinya dan menginginkan lebih baik orang itu mati saja, atau paling tidak hilang pengaruhnya.
6.    kikir dalam hal kebaikan terhadap sesama hamba Allah. Ia gembira jika disampaikan khabar pada-nya bahwa si fulan tidak berhasil dalam usahanya. Sebaliknya ia merasa sedih jika diberitakan, si fulan berhasil mencapai kesuksesan yang dicarinya. Orang sema-cam ini senang bila orang lain terbelakang dari dirinya, seakan-akan orang lain itu mengambil dari milik dan simpanannya. Ia ingin meskipun nikmat itu tidak jatuh padanya, agar ia tidak jatuh pada orang lain. Ia tidak saja kikir dengan hartanya sendiri, tetapi kikir dengan harta orang lain. Ia tidak rela Allah memberi nikmat kepada orang lain. Dan inilah sebab kedengkian yang banyak terjadi.

G.    CARA MENGHINDARI DARI SIFAT DENGKI
a.       Berlindung kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala dari kejahatan orang yang hasad, dan membentengi diri dengan Allah Subhanahu Wa Ta’ala
b.      Bertakwa kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala dengan menjalankan pereitahnya printah-Nya dan menjauhi larangan-Nya
c.       Mengosongkan diri dari sibuk dan memikirkan orang yang hasad kepda dirinya. Setiap kali terbetik di benak, ia menepisnya dan memikirkan sesuatu yang lebih bermanfaat. Ia melihat bahwa diantara siksaan batin yang besar adalah sibuk memikirkan musuh.
d.      Bertaubat kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala dari segala dosa
e.       Yang paling berat adalah memadamkan api yang hasad dan dzalim serta menyakitinya, dengan berbuat baik kepada nya.

H.    FAEDAH BERSIHNYA HATI DARI SIFAT DENGKI
a.       Dicintai oleh banyak orang
“Jangan kalian saling membenci, jangan kalian saling hasad, dan jangan kalian saling membelakangi. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara”. (HR. Muslim)
b.      Mendapatkan surga dari Allah
Diriwayatkan dari anas bin malik radhiyallahu’anhu dia berkata : “Dahulu kami duduk-duduk di sisi Nabi Shallallahu’alaihi wa sallam, lalu beliau Nabi Shallallahu’alaihi wa sallam bersabda
“Sekarang akan muncul kepada kalian dari jalan ini, seorang lelaki dari penghuni surga”.



BAB III
KESIMPULAN

Dengki merupakan sikap bathin keadaan hati. Dengki adalah rasa tidak senang atas kenikmatan yang diperoleh orang lain dan menginginkan nikmat yang ada pada orang lain itu hilang.
Dampak perbuatan dengki bagi pelaku yang mendengki antara lain ; Kesusahan yang tidak kunjung berakhir, menyiksa batinnya sendiri, musibah yang dia tidak akan memperoleh ganjaran pahalanya, celaan dan aib yang tidak terpuji dalam pandangan Allah maupun manusia, Kemurkaan Allah SWT, Tertutup baginya pintu taufik (restu Allah), merusak pahala amal baik yang telah dilakukan sebelumnya. Sedangkan Bagi orang lain antara lain: akan menimbulkan kekecewaan, dan  mengganggu hubungan persaudaraan.
Cara menghindari dari sifat dengki antaralain berlindung kepada Allah, Bertakwa kepada Allah dengan menjalankan pereitahnya printah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, mengosongkan diri dari sibuk dan memikirkan orang yang hasad kepada dirinya, bertaubat, selalu berbuat baik.
Faedah dan manfaat bersihnya hati dari sifat dengki antara lain dicintai oleh banyak orang, terhindar dari sakit hati dan kesusahan yang berkepanjangan, terhindar dari murka dan laknat Allah, Mendapatkan surga dari Allah.


DAFTAR PUSTAKA
Thalib, M. Dosa besar. Penerbit : Gema Risalah Press.
Fatah. 2012. Aqidah Akhlak. Putra Nugraha. Surakarta. Jawa Tengah.
Prabowo, S. 2011. Haram Bersifat Dengki Dan Mencari-Cari Kesalahan Orang Lain. http://www.sugengprabowo.com/

Tausikal. 2011. Akibat Dengki Menuai Petaka Pada Diri Sendiri. http://rumaysho.com/belajar-islam.html

.................  2010. Bersih Hati Dari Iri Dan Dengki. http://saga-islamicnet.blogspot.com/

................ 2007. Iri Dan Dengk, Kenali Kemudian Jauhi. http://cintaislam.wordpress.com/

0 komentar: