MAKALAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN Tentang PRINSIP-PRINSIP
PROSES BELAJAR MENGAJAR
Oleh : Witry Yulia
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala
puji hanya bagi Allah seru sekian alam. Shalawat dan salam semoga tetap
dicurahkan kepada Rasulullah Rahmat bagi alam semesta, para sahabat, keluarga
dan umatnya.
Makalah ini berjudul prinsip-prinsip
proses belajar mengajar. Di dalamnya disajikan dari bab I sampai bab III. Bab I
yaitu pendahuluan di dalamnya latar belakang, mengambarkan secara umum makalah
ini dan tujuan adalah menjelaskan keinginan yang akan dicapai dalam penulisan
makalah ini. Untuk Bab II yaitu membahas tentang prinsip-prinsip proses belajar
mengajar secara detail, untuk kesimpulan pada makalah ini disajikan pada Bab
III yaitu menyimpulkan isi dari makalah ini dan menjawab tujuan.
Makalah prinsip-prinsip
proses belajar mengajar ini semoga bermamfaat, terutama bagi penulis dan
pembaca pada umumnya.
Lubuk Sikaping, 14 Maret 2012
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belajar
adalah semata-mata mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji
dalam bentuk informasi atau materi pelajaran (Muhibbin Syah, 2010). (Oemar
Hamalik, 1990) belajar adalah proses perubahan prilaku yang meliputi
pengetahuan, kecakapan, pengertian, sikap, keterampilan, dan sebagainya.
Selanjutnya (Oemar Hamalik, 1990) mengemukan bahwa mengajar adalah suatu proses
berbuat, bereaksi, memahami berkat adanya individu dengan lingkuang. Mengajar adalah penyampaian pengetahuan dan kebudayaan kepada
siswa tujuannya pun hanya berkisar sekitar pencapaian penguasaan siswa atas
sejumlah pengetahuan dan kebudayaan (Muhibbin Syah, 2010). Jadi proses belajar
mengajar adalah suatu kegiatan atau tindakan secara beraturan dengan cara atau
metode dalam penyampaiyan informasi terhadap siswa, yang mana terjadinya proses
perubahan prilaku siswa yang meliputi pengetahuan, kecakapan, pengertian,
sikap, keterampilan, dan sebagainya.
Dalam
proses belajar mengajar perlu menetapkan konsep dasar belajar mengajar,
dasar-dasar strategi belajar mengajar, dan dasar-dasar perumusan tujuan dan
evaluasi belajar mengajar. Sehingga, hasil yang diharapkan dari proses belajar
mengajar tersebut adalah output berupa para siswa yang telah mengalami
perubahan positif baik dimensi ranah cipta, rasa, maupun karsanya. Sehingga
cita-cita mencetak sumberdaya manusia (SDM) yang berkualitaspun tercapai.
B. Tujuan
1.
Mengetahui
Pengertian guru humanis
2.
Mengetahui
ciri-ciri guru humanis
BAB II
PRINSIP-PRINSIP
PROSES BELAJAR MENGAJAR
A. Konsep
dasar belajar mengajar
Hal-hal
yang termasuk dalam konsep dasar belajar mengajar meliputi:
- Definisi dan komunikasi dalam proses belajan mengajar.
Pada
umunya para ahli sependapat bahwa yang disebut dengan proses belajar mengajar
ialah sebuah kegiatan yang integral (utuh terpadu) antara siswa sebagai pelajar
yang sedang belajar dengan guru sebagai pengajar yang sedang mengajar. Dalam
kesatuan kegiatan ini terjadi interaksi resiprokal yakni hubungan antara guru
dengan para siswa dalam situasi instruksional yaitu suasana yang bersifat
mengajar.
Dalam
siatuasi instruksional ini, para siswa menjalni kegiatan belajar melalui
interaksi dengan tahapan mengajar yang dilakukan guru. Jadi disamping para
siswa melakukan proses belajar dalam suasana komunikasi dua arah, seharusnya
mereka juga dapat dapat melakukan dalam suasana dalam komunikasi multi arah.
Selanjutnya dalam proses belajar mengajar selayaknya dipandang sebagai kegiatan
sebuah sistim yang memproses input, yakni para siswa yang diharapkan terdorong
secara intrinsik untuk melakukan belajar aneka ragam materi pelajaran yang
disajikan dikelas. Hasil yang diharapkan dari proses belajar mengajar tersebut adalah
output berupa para siswa yang telah mengalami perubahan positif baik dimensi
ranah cipta, rasa, maupun karsanya. Sehingga cita-cita mencetak sumberdaya
manusia (SDM) yang berkualitaspun tercapai.
- Strategi Perencanaan proses belajar mengajar
Strategi
menurut pengertian bahasa (Inggris) adarah siasat, kiat atau rencana. Dalam
pembahasan proses belajar mengajar, strategi berarti prosedur atau
langkah-langkah pelaksanaan pencapian sasaran yang telah ditetapkan. sama
halnya dengan strategi mengajar, strategi proses belajar mengajar juga
memerlukan alokasi upaya kognitif (pertrimbangan akal) secara cermat.
Dalam
proses belajar mengajar dikenal adanya garis-garis besar haluan sebagai
prosedur (tahapan/langkah-langkah) untuk merealisasikan rencana pelaksanaan
kegiatan proses belajar mengajar. Pada umumnya, para ahli pendidikan
mengemukakan empat langkah besar sebagai prosedur penyusunan rencana
pengelolaan proses belajar mengajar. Langkah-langkah ini pada asasnya hanya
merupakan "pendahuluan" proses belajar mengajar yang akan
selenggarakan
Pertama,
merumuskan dan menetapkan spesifikasi output (kekhususan tingkat keahlian para
lulusan) yang menjadi target yang hendak dicapai dengan memperhatikan aspirasi
dan selera serta kebutuhan masyarakat yang memerlukan output tersebut.
Kedua,
mempertimbangkan dan memilih cara atau pendekatan dasar (basic way) proses
belajar- mengajar yang dipandang paling efektif untuk mencapai target tadi.
Ketiga,
mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah tepat yang akan ditempuh sejak
titik awal hingga titik akhir yakni tercapinya hasil proses belajar mengajar.
Keempat,
mempertimbangkan dan menetapkan kriteria (ukuran yang menjadi dasar) dan
standar (tolok ukur/patokan) yang akan dipergunakan untuk mengevaluasi taraf
keberhasilan proses belajar mengajar.
Untuk
menjamin terlaksananya prosedur perencanaan, guru perlu menyusun langkah
langkah konkret dan operasional untuk segera diimplementasikan (dilaksanakan)
dalam proses belajar mengajar. Langkah langkah kongkrit ini antara lain:
1.
Guru hendaknya merumuskan dan
menetapkan tujuan pembelajaran umum (TPU) dan tujuan pembelajaran khusus (TPK)
yang sesuai dengan pokok bahasan/materi bidang studi yang akan diajarkan.
2.
Guru hendaknya memiiih dan menetapkan
sistem pendekatan belajar-mengajar yang dipandang paling cocok (efisien dan
efekif) dengan pokok bahasan yang akan disajikan sebagai pegangan dalam
merencanakan dan mengorganisasikan proses belajar mengajar dan pengalaman
belajar (lerning experience) para siswa yang dibutuhkan yakni bertanya jawab,
berdiskusi dan sebagainya.
3.
Menetapkan kriteria berupa norma atau
batasan tertentu sebagai tolak ukur keberhasilan minimum yang dicapai para
siswa.
- Sasaran kegiatan proses belajar mengajar.
Setiap
kegiatan belajar mengajar, apapun materinya selalu memiliki sasaran (target).
Sasaran, yang juga lazim disebut tujuan itu pada umumnya tertulis, walaupun ada
juga sasaran tidak tertulis yang dikenal dengan objective in mind.
Sasaran
yang dituju oleh proses belajar mengajar bersifat bertahap dan meliputi beberapa
jenjang dari jenjang yang konlret dan langsung dapat dilihat dan dirasakan
sampai yang bersifat nasional dan universal. Ditinjau dari sudut waktu
pencapaiannya, sasaran proses belajar mengajar dapat dikategorikan dalam tiga
macam, yaitu:
1. sasaran-sasaran
jangka pendek, seperti TPK (Tujuan pembelajaran Khusus).
2.
sasaran-sasaran jangka menengah,
seperti tujuan pendidikan dasar, yakni untuk mempersiapkan siswa mengikuti
pendidikan menengah.
3. sasaran-sasaran jangka panjang, seperti tujuan
pendidikan nasional.
Pada
prinsipnya, setiap guru hanya wajib bertanggung jawab atas terselenggaranya
proses belajar mengajar atau bidang studi pegangannya. Namun di samping itu, ia
pun diharapkan ikut memikul tanggung jawab bersama dalam mencapai tujuan yang
lebih jauh seperti tujuan institusional (satuan pendidikan tempatnya betiugas),
dan tujuan nasional. Menyadari adanya keterkaitan antara pelaksanaan proses
belajar mengajar bidang studi seorang guru dengan pelaksanaan proses belajar
mengajar bidang studi lainnya, juga keterkaitan antara seluruh kegiatan proses
belajar mengajar dengan tujuan yang bersifat konstitusional, maka setiap guru
harus ikut memikul tanggung jawab mencapai tujuan bersama yang berskala
nasional bahkan universal.
Tanggung
jawab para guru tidak terbatas pada pencapaian kecakapan-kecakapan tertentu
yang dikuasai para siswa, tetapi lebih jauh lagi yakni mencapai tujuan-tujuan
ideal. Tujuan-tujuan itu ideal meliputi:
1.
tujuan pengembangan pribadi para siswa
sebagai individu mandiri;
2.
tujuan pengembangan pribadi para siswa
sebagai warga dunia dan makhiuk Tuhan Yang Maha esa.
Dalam
konteks pembahasan psikologi pendidikan, tujuan khas yang menjadi tanggung jawab guru sekolah adalah tujuan
instruksional (bahan dan kegiatan) dan tujuan kurikuler (bidang studi).
Setiap
guru bertanggung jawab merumuskan pembelajaran baik yang khusus maupun yang
umum sebagai tujuan kegitan proses belajar mengjar yang harus dicapai setelah
kegiatan proses belajar mengajar. Adapun cara merumuskan yang hendak dicapai
itu adalah sebagai berikut:
1.
Guru hendaknya memilih dan menggunakan
kata-kata yang mencerminkan perilaku tertentu yang menjadi sasaran proses
belajar mengajar. Sebagai contoh, untuk menggambarkan indikator keberhasilan
atau tujuan yang bersifat kognitif, guru menggunakan ungkapan: "dapat
menyebutkan kembali", "dapat menjelaskan kembali" dan
sebagainya.
2.
Guru hendaknya merumuskan dan
menetapkan kondisi-kondisi penting yang berhubungan dengan perilaku hasil
proses belajar mengajar, misalnya, kemampuan mendemonstrasikan keterampilan
perilaku tertentu setelah siswa selesai mengikuti proses belajar mengajar.
Contoh: setelah siswa mempelajari
surah Al-Fatihah, ia dapat menuliskan kembali semua ayat yang terdapat dalam
surah tersebut;
3.
Guru hendaknya menetapkan batas
kualifikasi minimal perilaku dan penampilan atau kinerja yang dapat diterima.
Dalam hal ini guru perlu mempertimbangkan secara cermat murid yang dapat
dinyatakan lulus atau berprestasi memadai dalam mencapai tujuan yang
diharapkan. Contoh: setelah guru menguraikan tafsir surah Al-Ikhlas, siswa
dapat menyebutkan kandungan-kandungan pokok yang terdapat dalam surah tersebut.
- Strategi pelaksanaan proses belajar mengajar.
Dalam
melaksanakan rencana kegiatan proses belajar mengajar, guru seharusnya pandai-pandai
menentukan pendekatan sistem pengajaran yang benar-benar pas dengan sifat pokok
bahasan, kemampuan para siswa, dan tujuan instruksional yang hendak dicapai.
B. Dasar-dasar
strategi belajar mengajar
Secara
harfiah, kata strategi dapat diartikan sebagai seni yakni siasat atau rencana.
Dalam perspektif pisikologi kata strategi yang berasal dari bahasa yunani
berarti rencana tindakan yang terdiri atas seperangkat langkah untuk memecahkan
masalah atau mencapai tujuan. Jadi strategi mengajar sejumlah langkah yang
direkayasa sedemikian rupa untuk mencapai tujuan pengjaran tertentu. Strategi
mengjar tidak terlepas dari metode mengajar, karena merupakan kiat praktis yang
dipakai guru untuk mengjarkan materi pelajaran tertentu dengan metode mengajar
tertentu pula, seperti metode ceramah.
Diantara
strategi mengajar itu terdapat sebuah strategi belajar mengajar yang
berdasarkan strategi yang kognitif yang relatif masih aktual. Strategi ini
bernama Strategy Program For Effektive
Learning/Teaching (SPELT). Tujuan starategi SPELT ini adalah :
1.
Penuntut ilmu yang aktif sebagai
pemikir dan pemecah masalah
2.
Penuntut ilmu yang mandiri, memiliki
rencana dan strategi sendiri yang efisien dan mendekati belajar
3.
Penuntut ilmu yang lebih sadar akan
kemampuan mengendalikan proses berpikirnya sendiri.
Dalam
melaksanakan strategi SPELT ada tiga macam strategi belajar mengajar.
1.
Direct strategy instruction
(Pengajaran dengan strategi langsung)
2.
Teaching for transfer ( mengajar untuk
menstransfer strategi)
3.
Generating elaborative strategies
(pembangkitan strategi belajar siswa yang luas dan terperinci).
C. Dasar-Dasar
Perumusan Tujuan dan Evaluasi belajar Mengajar
Evaluasi
artinya penilaian terhadap tingkat keberhasilan program pembelajaran siswa,
yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kemajuan yang telah dicapai siswa dan
berfungsi untuk menentukan siswa dalam kelompoknya atau mengetahui perkembangan
siswa.
Tujuan
evaluasi antara lain:
1.
Untuk mengetahui tingkat kemajuan yang
telah dicapai oleh siswa dalam suatu kurun waktu proses belajar tertentu. Hal
ini berarti dengan evaluasi guru dapat mengetahui kemajuan perubahan tingkah
laku siswa sebagai hasil proses belajar dan mengajar yang melibartkan dirinya
selaku pembimbing dan pembantu kegiatan belajar siswanya itu.
2.
Untuk mengetahui posisi atau kedudukan
seorang siswa dalam kelompok kelasnya. Dengan demikian, hasil evaluasi itu
dapat dijadikan guru sebagai alat penetap apakah siswa tersebut termasuk
kategori cepat, sedang, atau lambat dalam arti mutu kemampuan belajarnya.
3.
Untuk mengetahui tingkat usaha yang
dilakukan siswa dalam belajar. Hal ini berarti dengan evaluasi, guru akan dapat
mengetahui gambaran tingkat usaha siswa. Hasil yang baik pada urnumnya
menunjukkan tingkat usaha yang efisien, sedangkan hasil yang buruk adalah cermin
usaha yang tidak efisien.
4.
Untuk mengetahui segala upaya siswa
dalam mendayagunakan kapasitas kognitifnya (kemampuan kecerdasan yang
dimilikinya) untuk keperluan belajar. Jadi, hasil evaluasi itu dapat dijadikan
guru sebegai gambaran realisasi pemanfaatan kecerdasan siswa.
5.
Untuk mengetahui tingkat daya guna dan
basil guna metode mengajar yang telah digunakan guru dalam proses belajar
mengajar (PBM) Dengan demikian, apabila sebuah metode yang digunakan guru tidak
mendorong munculnya prestasi belajar siswa yang memuaskan, guru amat dianjurkan
mengganti metode tersebut atau mengkombinasikannya dengan metode lain yang
serasi.
Selain
itu, berdasarkan UU Disdiknas No. 20 Tahun 2003 Pasal 58 (1) evaluasi hasil
belajar peserta didik dilakukan untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan
hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan. Oleh karena itu, maka
evaluasi belajar seharusnya dilakukan guru secara terus menetus dengan berbagai
cara, bukan hanya pada saat-saat ulangan terjadwal atau ujian berkala.
BAB III
KESIMPULAN
Proses
belajar mengajar adalah suatu kegiatan atau tindakan secara beraturan dengan
cara atau metode dalam penyampaiyan informasi terhadap siswa, yang mana
terjadinya proses perubahan prilaku siswa yang meliputi pengetahuan, kecakapan,
pengertian, sikap, keterampilan, dan sebagainya.
Prinsif
proses belajar mengajar adalah
1.
Adanya tujuan belajar mengajar.
2.
Adanya konsep dasar belajar mengajar.
3.
Strategi Perencanaan proses belajar
mengajar yaitu sejumlah langkah yang direkayasa sedemikian rupa untuk mencapai
tujuan pengjaran tertentu.
4.
Sasaran kegiatan proses belajar
mengajar. Sasaran proses belajar mengajar dapat dikategorikan dalam tiga macam,
yaitu: Sasaran-sasaran jangka pendek, sasaran-sasaran jangka menengah,
sasaran-sasaran jangka panjang.
5.
Evaluasi artinya penilaian terhadap
tingkat keberhasilan program pembelajaran siswa, yang bertujuan untuk
mengetahui tingkat kemajuan yang telah dicapai siswa dan berfungsi untuk
menentukan siswa dalam kelompoknya atau mengetahui perkembangan siswa.
DAFTAR
PUSTAKA
Hamalik. O, 1990. Psikologi Belajar dan Mengajar. Sinar Baru Algesindo.
Bandung
Syah. M, 2010. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. PT. Remaja
Rosda Karya. Bandung
0 komentar:
Posting Komentar