BLOGGER TEMPLATES - TWITTER BACKGROUNDS »

Rabu, 18 September 2013

MAKALAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN Tentang PRINSIP-PRINSIP PROSES BELAJAR MENGAJAR



MAKALAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN Tentang PRINSIP-PRINSIP PROSES BELAJAR MENGAJAR
Oleh : Witry Yulia
STAI-YDI LUABUK SIKAPING

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah seru sekian alam. Shalawat dan salam semoga tetap dicurahkan kepada Rasulullah Rahmat bagi alam semesta, para sahabat, keluarga dan umatnya.
Makalah ini berjudul prinsip-prinsip proses belajar mengajar. Di dalamnya disajikan dari bab I sampai bab III. Bab I yaitu pendahuluan di dalamnya latar belakang, mengambarkan secara umum makalah ini dan tujuan adalah menjelaskan keinginan yang akan dicapai dalam penulisan makalah ini. Untuk Bab II yaitu membahas tentang prinsip-prinsip proses belajar mengajar secara detail, untuk kesimpulan pada makalah ini disajikan pada Bab III yaitu menyimpulkan isi dari makalah ini dan menjawab tujuan.
Makalah prinsip-prinsip proses belajar mengajar ini semoga bermamfaat, terutama bagi penulis dan pembaca pada umumnya.


Lubuk Sikaping, 14 Maret 2012


  Penulis






BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang
Belajar adalah semata-mata mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk informasi atau materi pelajaran (Muhibbin Syah, 2010). (Oemar Hamalik, 1990) belajar adalah proses perubahan prilaku yang meliputi pengetahuan, kecakapan, pengertian, sikap, keterampilan, dan sebagainya. Selanjutnya (Oemar Hamalik, 1990) mengemukan bahwa mengajar adalah suatu proses berbuat, bereaksi, memahami berkat adanya individu dengan lingkuang. Mengajar adalah  penyampaian pengetahuan dan kebudayaan kepada siswa tujuannya pun hanya berkisar sekitar pencapaian penguasaan siswa atas sejumlah pengetahuan dan kebudayaan (Muhibbin Syah, 2010). Jadi proses belajar mengajar adalah suatu kegiatan atau tindakan secara beraturan dengan cara atau metode dalam penyampaiyan informasi terhadap siswa, yang mana terjadinya proses perubahan prilaku siswa yang meliputi pengetahuan, kecakapan, pengertian, sikap, keterampilan, dan sebagainya.
Dalam proses belajar mengajar perlu menetapkan konsep dasar belajar mengajar, dasar-dasar strategi belajar mengajar, dan dasar-dasar perumusan tujuan dan evaluasi belajar mengajar. Sehingga, hasil yang diharapkan dari proses belajar mengajar tersebut adalah output berupa para siswa yang telah mengalami perubahan positif baik dimensi ranah cipta, rasa, maupun karsanya. Sehingga cita-cita mencetak sumberdaya manusia (SDM) yang berkualitaspun tercapai.


B. Tujuan
1.      Mengetahui Pengertian guru humanis
2.      Mengetahui ciri-ciri guru humanis






















BAB II
PRINSIP-PRINSIP PROSES BELAJAR MENGAJAR


A.      Konsep dasar belajar mengajar
Hal-hal yang termasuk dalam konsep dasar belajar mengajar meliputi:
  1. Definisi dan komunikasi dalam proses belajan mengajar.
Pada umunya para ahli sependapat bahwa yang disebut dengan proses belajar mengajar ialah sebuah kegiatan yang integral (utuh terpadu) antara siswa sebagai pelajar yang sedang belajar dengan guru sebagai pengajar yang sedang mengajar. Dalam kesatuan kegiatan ini terjadi interaksi resiprokal yakni hubungan antara guru dengan para siswa dalam situasi instruksional yaitu suasana yang bersifat mengajar.
Dalam siatuasi instruksional ini, para siswa menjalni kegiatan belajar melalui interaksi dengan tahapan mengajar yang dilakukan guru. Jadi disamping para siswa melakukan proses belajar dalam suasana komunikasi dua arah, seharusnya mereka juga dapat dapat melakukan dalam suasana dalam komunikasi multi arah. Selanjutnya dalam proses belajar mengajar selayaknya dipandang sebagai kegiatan sebuah sistim yang memproses input, yakni para siswa yang diharapkan terdorong secara intrinsik untuk melakukan belajar aneka ragam materi pelajaran yang disajikan dikelas. Hasil yang diharapkan dari proses belajar mengajar tersebut adalah output berupa para siswa yang telah mengalami perubahan positif baik dimensi ranah cipta, rasa, maupun karsanya. Sehingga cita-cita mencetak sumberdaya manusia (SDM) yang berkualitaspun tercapai.


  1.  Strategi Perencanaan proses belajar mengajar
Strategi menurut pengertian bahasa (Inggris) adarah siasat, kiat atau rencana. Dalam pembahasan proses belajar mengajar, strategi berarti prosedur atau langkah-langkah pelaksanaan pencapian sasaran yang telah ditetapkan. sama halnya dengan strategi mengajar, strategi proses belajar mengajar juga memerlukan alokasi upaya kognitif (pertrimbangan akal) secara cermat.
Dalam proses belajar mengajar dikenal adanya garis-garis besar haluan sebagai prosedur (tahapan/langkah-langkah) untuk merealisasikan rencana pelaksanaan kegiatan proses belajar mengajar. Pada umumnya, para ahli pendidikan mengemukakan empat langkah besar sebagai prosedur penyusunan rencana pengelolaan proses belajar mengajar. Langkah-langkah ini pada asasnya hanya merupakan "pendahuluan" proses belajar mengajar yang akan selenggarakan
Pertama, merumuskan dan menetapkan spesifikasi output (kekhususan tingkat keahlian para lulusan) yang menjadi target yang hendak dicapai dengan memperhatikan aspirasi dan selera serta kebutuhan masyarakat yang memerlukan output tersebut.
Kedua, mempertimbangkan dan memilih cara atau pendekatan dasar (basic way) proses belajar- mengajar yang dipandang paling efektif untuk mencapai target tadi.
Ketiga, mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah tepat yang akan ditempuh sejak titik awal hingga titik akhir yakni tercapinya hasil proses belajar mengajar.
Keempat, mempertimbangkan dan menetapkan kriteria (ukuran yang menjadi dasar) dan standar (tolok ukur/patokan) yang akan dipergunakan untuk mengevaluasi taraf keberhasilan proses belajar mengajar.
Untuk menjamin terlaksananya prosedur perencanaan, guru perlu menyusun langkah langkah konkret dan operasional untuk segera diimplementasikan (dilaksanakan) dalam proses belajar mengajar. Langkah langkah kongkrit ini antara lain:
1.         Guru hendaknya merumuskan dan menetapkan tujuan pembelajaran umum (TPU) dan tujuan pembelajaran khusus (TPK) yang sesuai dengan pokok bahasan/materi bidang studi yang akan diajarkan.
2.         Guru hendaknya memiiih dan menetapkan sistem pendekatan belajar-mengajar yang dipandang paling cocok (efisien dan efekif) dengan pokok bahasan yang akan disajikan sebagai pegangan dalam merencanakan dan mengorganisasikan proses belajar mengajar dan pengalaman belajar (lerning experience) para siswa yang dibutuhkan yakni bertanya jawab, berdiskusi dan sebagainya.
3.         Menetapkan kriteria berupa norma atau batasan tertentu sebagai tolak ukur keberhasilan minimum yang dicapai para siswa.
  1. Sasaran kegiatan proses belajar mengajar.
Setiap kegiatan belajar mengajar, apapun materinya selalu memiliki sasaran (target). Sasaran, yang juga lazim disebut tujuan itu pada umumnya tertulis, walaupun ada juga sasaran tidak tertulis yang dikenal dengan objective in mind.
Sasaran yang dituju oleh proses belajar mengajar bersifat bertahap dan meliputi beberapa jenjang dari jenjang yang konlret dan langsung dapat dilihat dan dirasakan sampai yang bersifat nasional dan universal. Ditinjau dari sudut waktu pencapaiannya, sasaran proses belajar mengajar dapat dikategorikan dalam tiga macam, yaitu:
1.    sasaran-sasaran jangka pendek, seperti TPK (Tujuan pembelajaran Khusus).
2.    sasaran-sasaran jangka menengah, seperti tujuan pendidikan dasar, yakni untuk mempersiapkan siswa mengikuti pendidikan menengah.
3.   sasaran-sasaran jangka panjang, seperti tujuan pendidikan nasional.
Pada prinsipnya, setiap guru hanya wajib bertanggung jawab atas terselenggaranya proses belajar mengajar atau bidang studi pegangannya. Namun di samping itu, ia pun diharapkan ikut memikul tanggung jawab bersama dalam mencapai tujuan yang lebih jauh seperti tujuan institusional (satuan pendidikan tempatnya betiugas), dan tujuan nasional. Menyadari adanya keterkaitan antara pelaksanaan proses belajar mengajar bidang studi seorang guru dengan pelaksanaan proses belajar mengajar bidang studi lainnya, juga keterkaitan antara seluruh kegiatan proses belajar mengajar dengan tujuan yang bersifat konstitusional, maka setiap guru harus ikut memikul tanggung jawab mencapai tujuan bersama yang berskala nasional bahkan universal.
Tanggung jawab para guru tidak terbatas pada pencapaian kecakapan-kecakapan tertentu yang dikuasai para siswa, tetapi lebih jauh lagi yakni mencapai tujuan-tujuan ideal. Tujuan-tujuan itu ideal meliputi:
1.         tujuan pengembangan pribadi para siswa sebagai individu mandiri;
2.         tujuan pengembangan pribadi para siswa sebagai warga dunia dan makhiuk Tuhan Yang Maha esa.
Dalam konteks pembahasan psikologi pendidikan, tujuan khas yang menjadi tanggung  jawab guru sekolah adalah tujuan instruksional (bahan dan kegiatan) dan tujuan kurikuler (bidang studi).
Setiap guru bertanggung jawab merumuskan pembelajaran baik yang khusus maupun yang umum sebagai tujuan kegitan proses belajar mengjar yang harus dicapai setelah kegiatan proses belajar mengajar. Adapun cara merumuskan yang hendak dicapai itu adalah sebagai berikut:
1.      Guru hendaknya memilih dan menggunakan kata-kata yang mencerminkan perilaku tertentu yang menjadi sasaran proses belajar mengajar. Sebagai contoh, untuk menggambarkan indikator keberhasilan atau tujuan yang bersifat kognitif, guru menggunakan ungkapan: "dapat menyebutkan kembali", "dapat menjelaskan kembali" dan sebagainya.
2.      Guru hendaknya merumuskan dan menetapkan kondisi-kondisi penting yang berhubungan dengan perilaku hasil proses belajar mengajar, misalnya, kemampuan mendemonstrasikan keterampilan perilaku tertentu setelah siswa selesai mengikuti proses belajar mengajar.
Contoh: setelah siswa mempelajari surah Al-Fatihah, ia dapat menuliskan kembali semua ayat yang terdapat dalam surah tersebut;
3.      Guru hendaknya menetapkan batas kualifikasi minimal perilaku dan penampilan atau kinerja yang dapat diterima. Dalam hal ini guru perlu mempertimbangkan secara cermat murid yang dapat dinyatakan lulus atau berprestasi memadai dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Contoh: setelah guru menguraikan tafsir surah Al-Ikhlas, siswa dapat menyebutkan kandungan-kandungan pokok yang terdapat dalam surah tersebut.
  1. Strategi pelaksanaan proses belajar mengajar.
Dalam melaksanakan rencana kegiatan proses belajar mengajar, guru seharusnya pandai-pandai menentukan pendekatan sistem pengajaran yang benar-benar pas dengan sifat pokok bahasan, kemampuan para siswa, dan tujuan instruksional yang hendak dicapai.

B.       Dasar-dasar strategi belajar mengajar
Secara harfiah, kata strategi dapat diartikan sebagai seni yakni siasat atau rencana. Dalam perspektif pisikologi kata strategi yang berasal dari bahasa yunani berarti rencana tindakan yang terdiri atas seperangkat langkah untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan. Jadi strategi mengajar sejumlah langkah yang direkayasa sedemikian rupa untuk mencapai tujuan pengjaran tertentu. Strategi mengjar tidak terlepas dari metode mengajar, karena merupakan kiat praktis yang dipakai guru untuk mengjarkan materi pelajaran tertentu dengan metode mengajar tertentu pula, seperti metode ceramah.
Diantara strategi mengajar itu terdapat sebuah strategi belajar mengajar yang berdasarkan strategi yang kognitif yang relatif masih aktual. Strategi ini bernama Strategy Program For Effektive Learning/Teaching (SPELT). Tujuan starategi SPELT ini adalah :
1.                         Penuntut ilmu yang aktif sebagai pemikir dan pemecah masalah
2.    Penuntut ilmu yang mandiri, memiliki rencana dan strategi sendiri yang efisien dan mendekati belajar
3.    Penuntut ilmu yang lebih sadar akan kemampuan mengendalikan proses berpikirnya sendiri.
Dalam melaksanakan strategi SPELT ada tiga macam strategi belajar mengajar.
1.    Direct strategy instruction (Pengajaran dengan strategi langsung)
2.    Teaching for transfer ( mengajar untuk menstransfer strategi)
3.    Generating elaborative strategies (pembangkitan strategi belajar siswa yang luas dan terperinci).


C.      Dasar-Dasar Perumusan Tujuan dan Evaluasi belajar Mengajar
Evaluasi artinya penilaian terhadap tingkat keberhasilan program pembelajaran siswa, yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kemajuan yang telah dicapai siswa dan berfungsi untuk menentukan siswa dalam kelompoknya atau mengetahui perkembangan siswa.
Tujuan evaluasi antara lain:
1.    Untuk mengetahui tingkat kemajuan yang telah dicapai oleh siswa dalam suatu kurun waktu proses belajar tertentu. Hal ini berarti dengan evaluasi guru dapat mengetahui kemajuan perubahan tingkah laku siswa sebagai hasil proses belajar dan mengajar yang melibartkan dirinya selaku pembimbing dan pembantu kegiatan belajar siswanya itu.
2.    Untuk mengetahui posisi atau kedudukan seorang siswa dalam kelompok kelasnya. Dengan demikian, hasil evaluasi itu dapat dijadikan guru sebagai alat penetap apakah siswa tersebut termasuk kategori cepat, sedang, atau lambat dalam arti mutu kemampuan belajarnya.
3.    Untuk mengetahui tingkat usaha yang dilakukan siswa dalam belajar. Hal ini berarti dengan evaluasi, guru akan dapat mengetahui gambaran tingkat usaha siswa. Hasil yang baik pada urnumnya menunjukkan tingkat usaha yang efisien, sedangkan hasil yang buruk adalah cermin usaha yang tidak efisien.
4.    Untuk mengetahui segala upaya siswa dalam mendayagunakan kapasitas kognitifnya (kemampuan kecerdasan yang dimilikinya) untuk keperluan belajar. Jadi, hasil evaluasi itu dapat dijadikan guru sebegai gambaran realisasi pemanfaatan kecerdasan siswa.
5.    Untuk mengetahui tingkat daya guna dan basil guna metode mengajar yang telah digunakan guru dalam proses belajar mengajar (PBM) Dengan demikian, apabila sebuah metode yang digunakan guru tidak mendorong munculnya prestasi belajar siswa yang memuaskan, guru amat dianjurkan mengganti metode tersebut atau mengkombinasikannya dengan metode lain yang serasi.
Selain itu, berdasarkan UU Disdiknas No. 20 Tahun 2003 Pasal 58 (1) evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan. Oleh karena itu, maka evaluasi belajar seharusnya dilakukan guru secara terus menetus dengan berbagai cara, bukan hanya pada saat-saat ulangan terjadwal atau ujian berkala.

















BAB III
KESIMPULAN

Proses belajar mengajar adalah suatu kegiatan atau tindakan secara beraturan dengan cara atau metode dalam penyampaiyan informasi terhadap siswa, yang mana terjadinya proses perubahan prilaku siswa yang meliputi pengetahuan, kecakapan, pengertian, sikap, keterampilan, dan sebagainya.
Prinsif proses belajar mengajar adalah
1.    Adanya tujuan belajar mengajar.
2.    Adanya konsep dasar belajar mengajar.
3.    Strategi Perencanaan proses belajar mengajar yaitu sejumlah langkah yang direkayasa sedemikian rupa untuk mencapai tujuan pengjaran tertentu.
4.    Sasaran kegiatan proses belajar mengajar. Sasaran proses belajar mengajar dapat dikategorikan dalam tiga macam, yaitu: Sasaran-sasaran jangka pendek, sasaran-sasaran jangka menengah, sasaran-sasaran jangka panjang.
5.    Evaluasi artinya penilaian terhadap tingkat keberhasilan program pembelajaran siswa, yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kemajuan yang telah dicapai siswa dan berfungsi untuk menentukan siswa dalam kelompoknya atau mengetahui perkembangan siswa.







DAFTAR PUSTAKA

Hamalik. O, 1990. Psikologi Belajar dan Mengajar. Sinar Baru Algesindo. Bandung

Syah. M, 2010. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. PT. Remaja Rosda Karya. Bandung



0 komentar: