Disusun Oleh : Witry Yulia
STAI LUBUK
SIKAPING
KATA
PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji
hanya bagi Allah seru sekian alam. Shalawat dan salam semoga tetap dicurahkan
kepada Rasulullah Rahmat bagi alam semesta, para sahabat, keluarga dan umatnya.
Makalah ini berjudul periodesasi
perkembangan. Di dalamnya disajikan dari bab I sampai bab III. Bab I yaitu
pendahuluan di dalamnya latar belakang, mengambarkan secara umum makalah ini
dan tujuan adalah menjelaskan keinginan yang akan dicapai dalam penulisan
makalah ini. Untuk Bab II yaitu membahas tentang periodesasi perkembangan secara
detail, untuk kesimpulan pada makalah ini disajikan pada Bab III yaitu
menyimpulkan isi dari makalah ini dan menjawab tujuan.
Makalah periodesasi
perkembangan ini semoga bermamfaat, terutama bagi penulis dan pembaca pada
umumnya.
Lubuk Sikaping, 20 Maret 2012
Penulis,
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Setiap individu yang normal akan mengalami pertumbuhan dan
perkembangan. Hal ini dimulai sejak terjadinya peristiwa konsepsi hingga
kelahiran menjadi seorang bayi, kemudian tumbuh kembang sebagai anak-anak, remaja,
dewasa dan sampai mati. Semua itu tumbuh kembang dengan berbagai tahapan.
Diantara problematika anak lahir dari ketidakpahaman kita
sebagai orangtua. Ketika anak diam, dan mereka menangis pada saat lingkungan
mereka kurang ramah. Seharusnya orangtua harus lebih bersimpati pada kehidupan
psikisnya. Problema pun tidak hanya terjadi pada anak kecil saja tapi juga pada
anak remaja. Orangtua sering tidak mengetahui dengan perubahan-perubahan
tingkah laku anak, misalnya yang tadinya patuh menjadi keras kepala dan tidak
mengindahkan perintah dari orang tuanya. Selain itu tingkah laku anak
berbeda-beda, untuk anak pertama, kedua ataupun anak ketiga dan anak-anak
seterusnya. Semua itu harus di ketahui oleh para orangtua.
Banyak hal yang harus kita ketahui tentang dunia anak, baik di
lingkungan sekolah maupun di lingkungan rumah. Untuk itu saya tertarik untuk
mengangkat permasalah in dengan tema “Periodisasi Perkembangan”. Agar semua
orangtua, guru, dan siapapun orang-orang yang berkiprah dalam bidang pendidikan
dan perawatan anak, mereka semua harus memahami tahap dan tugas perkembangan
anak.
B.
Tujuan
1.
Mengetahui
Periodesasi perkembangan
BAB II
PERIODESASI
PERKEMBANGAN
Periodisasi berasal
dari bahasa Indonesia yang artinya lingkaran waktu. (Kamus Umum Bahasa Indonesia
: 740). Sedangkan perkembangan adalah perubahan secara kualitatif, berkaitan
dengan fungsi-fungsi pribadi manusia. Perkembangan seorang individu takkan
berlangsung begitu saja. Semuanya melalui sebuah tahap atau fase-fase
perkembangan yang berjalan maju dan takkan pernah berjalan mundur. Perkembangan
pada individu melibatkan berbagai faktor yang saling bertautan satu sama lain.
Selama menjalani perkembangan, seorang individu akan melewati suatu fase-fase
menuju kesebuah perubahan. Jadi yang dimaksud periodisasi perkembangan adalah
suatu tahapan perkembangan dari masa pranatal sampai masa dewasa akhir.
A. Periodesasi
Berdasarkan Biologis
Menurut Aristoteles periodesasi berdasarkan
biologis dapat dibagi sebagai berikut:
1.
Fase anak kecil (0,0 –7,0 tahun)
2.
Fase kanak-kanak (7,o – 14 tahun)
3.
Fase remaja atau puber (14 – 21 tahun)
Pembagian ini adalah lamanya
masing-masing fase adalah tujuh tahun, di tandai dengan perubahan-perubahan
pada jasmani anak, antara lain dari fase pertama ke fase kedua ditandai dengan
pergantian gigi, dari fase kedua ke fase ketiga ditandai oleh bekerjanya
perlengkapan kelamin.
Menurut Kretschmer periodesasi
berdasarkan biologis dibagi sebagai berikut:
1.
Fase fullungs
Periode I (0,0 – 3,0 tahun) yaitu anak kelihatan
pendek dan gemuk.
2.
Fase streckungs
Periode I (3,0 – 7,0 tahun) yaitu anak kelihantan
agak kurus dan lansing.
3.
Fase fullungs
Periode II (7,0 – 13 tahun) yaitu anak kelihatan
gemuk lagi.
4.
Fase streckungs
Periode II (13 – 20 tahun) yaitu anak kelihatan
lansing kembali.
Keadaan
sifat-sifatnya berbeda juga menurut fasenya misalnya: ketika fase gemuk tampak
sifat anak sebagai manusia yang berhabitus pyknis (jiwanya terbuka, mudah
didekati dan mudah bergaul), sedangkan dalam fase lansing tampak sifat-sifat
seperti orang yang berhabitus leptosom (jiwanya tertutup, sukar didekati dan
sukar bergaul).
Menurut Sigmund
Freud periodesasi berdasarkan biologis dibagi sebagai berikut :
1.
Fase Oral (0,0 – 1,0 tahun). Mulut
merupakan daerah pokok kegiatan dinamis anak.
2.
Fase Anal (1,0 – 3,0 tahun). Dorongan
dan tahanan berpusat pada fungsi pembuangan kotoran (dubur).
3.
Fase Falis (3,0 – 5,0 tahun). Alat
kelamin menjadi daerah erogen yang penting.
4.
Fase Latent (5,0 – 12/13 tahun). Terdapat
kecendrungan-kecendrungan dalam keadaan tertekan.
5.
Fase Pubertas (12/13 – 20 tahun). Dorongan-dorongan
timbul kembali, tetapi akhirnya dapat disumblimasikan hingga menuju fase
kematangan.
6.
Fase Genital (20 tahun ke atas). Fase
menuju pada kedewasaan.
Sedangkan menurut Charlotte Buhler
membagi periodesasi berdasarkan biologis sebagai berikut :
1.
Fase I. Dari umur 0,0 tahun sampai
umur 1,0 tahun, fase gerak aku ke dunia luar.
2.
Fase II. Mulai umur 1,0 tahun sampai
4,0 tahun, fase meluaskan hubungan dengan benda-benda sekitar.
3.
Fase III. Mulai umur 4,0 tahun sampai
8,0 tahun, fase hubungan pribadi dengan lingkungan sosial, sadar akan kerja dan
tugas.
4.
Fase IV. Mulai umur 8,0 tahun sampai
13 tahun, fase ini memuncaknya minat kepada hal-hal obyektif.
5.
Fase V. Dari umur 13 tahun sampai 19
tahun, merupakan fase kematangan atau penemuan diri pribadi.
Selain itu pembagian periodesasi berdasarkan biologis
menurut konsepsi yang ditemukan dalam Al-Qur’an antara lain :
1.
surat Al Mu’min : 67
Artinya : Dia-lah
yang menciptakan kamu dari tanah Kemudian dari setetes mani, sesudah itu dari
segumpal darah, Kemudian dilahirkannya kamu sebagai seorang anak, Kemudian
(kamu dibiarkan hidup) supaya kamu sampai kepada masa (dewasa), Kemudian
(dibiarkan kamu hidup lagi) sampai tua, di antara kamu ada yang diwafatkan
sebelum itu. (Kami perbuat demikian) supaya kamu sampai kepada ajal yang
ditentukan dan supaya kamu memahami(nya).
2.
Surat Al Hajj : 5
Artinya : Hai
manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), Maka
(ketahuilah) Sesungguhnya kami Telah menjadikan kamu dari tanah, Kemudian dari
setetes mani, Kemudian dari segumpal darah, Kemudian dari segumpal daging yang
Sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar kami jelaskan kepada kamu
dan kami tetapkan dalam rahim, apa yang
kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, Kemudian kami keluarkan kamu
sebagai bayi, Kemudian (dengan berangsur- angsur) kamu sampailah kepada
kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu
yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi
sesuatupun yang dahulunya Telah diketahuinya. dan kamu lihat bumi Ini kering,
Kemudian apabila Telah kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan
suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah.
3.
Surat
Al Mu’minun : 12-15
Artinya
:
12.
Dan Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal)
dari tanah.
13.
Kemudian kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang
kokoh (rahim).
14.
Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami
jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu kami jadikan tulang belulang,
lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan daging. Kemudian kami jadikan dia
makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling
baik.
15.
Kemudian, sesudah itu, Sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati.
pembagian periodesasi berdasarkan biologis menurut
konsepsi yang ditemukan dalam Al-Qur’an dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.
Fase dalam kandungan
2.
Fase kanak-kanak
3.
Fase kuat ( jasmani dan rohani)
4.
Fase tua sampai meninggal
B. Periodesasi
Berdasarkan Pcykologis
Pembagian periodesasi berdasarkan
psykologis menurut Oswald Kroh mendasarkan pembagian masa perkembangan pada
krisis-krisis atau kegoncangan-kegoncangan yang dialami anak pada proses
perkembangannya, yang disebut dengan istilah trotz periode. Menurutnya sepanjang kehidupan ini terdapat tiga
kali masa trotz yaitu :
1.
Trotz periode I
Anak mengalami masa krisis pertama
ketika berusia 3,0 – 5,0 tahun, masa ini disebut juga masa anak-anak awal.
2.
Trotz periode II
Anak mengalami masa krisis yang kedua
ketika ia berusia 11 – 12 tahun, masa ini termasuk masa keserasian sekolah.
3.
Trotz periode III
Terjadi pada akhir remaja, dan lebih
tepat disebut dengan masa kematangan
daripada masa krisis.
Sifat anak-anak trotz ini ialah :
meraja-raja, egosentris, keras kepala, pembangkang, dan sebagainya, yang
kesemua itu ia lakukan dengan tujuan untuk memperoleh kebebasan dan perhatian.
Sedangkan menurut Kohnstamm
periodesasi berdasarkan psykologis dapat dibagi sebagai berikut :
1.
Periode vital ( 0,0 – 1,0 tahun ),
disebut juga masa menyusu.
2.
Periode estetis ( 1,0 – 6,0 tahun ),
disebut juga masa pencoba dan masa bermain.
3.
Periode intelektual ( 6,0 – 12 tahun
), disebut juga masa sekolah.
4.
Periode sosial ( 12 – 21 tahun ),
disebut juga masa pemuda dan adolescence.
5.
Periode manuasia matang ( 21 tahun ke
atas), disebut juga masa dewasa.
Selain itu Robert J. Havughurst
membagi periodesasi berdasarkan psykologis sebagai berikut :
1.
Infancy and early childhood ( masa
bayi dan anak kecil ) usia 0,0 – 6,0 tahun.
2.
Widdle childhood ( masa sekolah ) usia
6,0 – 12 tahun.
3.
Adolescence ( masa remaja ) usia 12 –
18 tahun.
4.
Early adulthood ( masa dewasa awal )
usia 18 – 30 tahun.
5.
Middle age ( masa setengah baya ) usia
30 – 50 tahun.
6.
Old age ( masatua ) usia 50 tahun ke
atas.
C. Periodesasi
Berdasarkan Sosial
Perkembangan sosial adalah pencapaian
kematangan dalam hubungan sosial. Dapat dikatakan sebagai proses belajar untuk
menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral, dan tradisi. Anak
dilahirkan belum bersifat sosial, dia belum memiliki kemampuan untuk bergaul
dengan orang lain. Untuk mencapai kematanagn sosial, anak harus belajar tentang
cara-cara menyesuaikan diri dengan orang lain. Kesempatan ini diperoleh dari
berbagai kesempatan bergaul dengan orang dilingkungannya, baik orangtua, saudara,
teman sebaya atau orang dewasa lainnya. Perkembangan sosial anak sangat
dipengaruhi oleh proses perlakuan atau bimbingan orangtua terhadap anak dalam
mengenalkan berbagai aspek kehidupan sosial atau norma-norma sosial. Proses
bimbingan orangtua ini lazim disebut sosialisasi. Sosialisasi dari orangtua ini
sangatlah penting bagi anak, karena dia masih terlalu muda dan belum memiliki
pengalaman untuk membimbing perkembangannya sendiri ke arah kematangan. J. Clausen
(Ambron, 1981:221)
D. Periodesasi
Berdasarkan Peadagogis
menurut
johann amos comenius periodesasi berdasarkan peadagogis dibagi sebagai berikut:
1.
Fase Scola Matema (0,0 - 6,0 tahun), Merupakan
fase sekolah ibu, belajar di ru mah.
2.
Fase Scola Vemacula (6,0 - 12 tahun), Sekolah
bahasa ibu sebagai bahasa pengantar.
3.
Fase Scola Latina (12 - 18 tahun), Sekolah
bahasa latin.
4.
Fase Academia (18 - 24 tahun), Belajar di
perguruan tinggi.
Selain
itu J.J. Rousseau membagi periodesasi berdasarkan peadagogis sebagai berikut:
1.
Fase I. Dari umur 0,0 tahun sampai 2,0 tahury
adalah masa asuhan.
2.
Fase II. Dari umur 2,0 tahun sampai 12 tahun,
adalah masa pendidikan jasmani dan latihan panca indra.
3.
Fase IiI. Dari umur L2 tahun samPai 15 tahun, merupakan
masa pendidikan akal.
4.
Fase IV. Dari umur 15 tahun samPai 20 tahun, merupakan
masa pendidikan watak dan pendidikan keagamaan.
Sedangkan
menurut undang-undang pendidikan nasional periodesasi berdasarkan peadagogis
dapat dibagi sebagai berikut :
1.
Pendidikan tingkat taman kanak-kanak
(usia sampai 6,0 tahun).
2.
Pendidikan dasar (usia + 6,0 - 15
tahun).
3.
Pendidikan menengah (usia t 15 - 18
tahun).
4.
Pendidikan tinggi (usia t 1'8 - 24
tahun).
0 komentar:
Posting Komentar